Rabu, 29 Januari 2014

BIOLOGI : ASAL MULA KEHIDUPAN MENURUT TEORI BIG BANG

BAB I
PENDAHULUAN

Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar (bahasa Inggris: Big Bang) merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta berdasarkan kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta (dikenal juga dengan Teori Ledakan Dahsyat atau Model Ledakan Dahysat). Berdasarkan permodelan ledakan ini, alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat, mengembang secara terus menerus hingga hari ini. Berdasarkan pengukuran terbaik tahun 2009, keadaan awal alam semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian selalu menjadi rujukan sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut. Teori ini telah memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode ilmiah beserta pengamatan.
 Untuk lebih jelas dan lengkap mengenai teori ledakan dasyat atau Big Bang akan disampaikan pada bagian pembahasan.



BAB II
PEMBAHASAN

Menurut model ledakan dahsyat, alam semesta mengembang dari keadaan awal yang sangat padat dan panas dan terus mengembang sampai sekarang. Secara umum, pengembangan ruang semesta yang mengandung galaksi-galaksi dianalogikan seperti roti kismis yang mengembang.
A.  Sejarah dan Perkembangan Teori Big Bang
Teori ledakan dahsyat dikembangkan berdasarkan pengamatan pada stuktur alam semesta beserta pertimbangan teoritisnya. Pada tahun 1912, Vesto Slipher adalah orang yang pertama mengukur efek Doppler pada "nebula spiral" (nebula spiral merupakan istilah lama untuk galaksi spiral), dan kemudian diketahui bahwa hampir semua nebula-nebula itu menjauhi bumi. Ia tidak berpikir lebih jauh lagi mengenai implikasi fakta ini, dan sebenarnya pada saat itu, terdapat kontroversi apakah nebula-nebula ini adalah "pulau semesta" yang berada di luar galaksi Bima Sakti.
Sepuluh tahun kemudian, Alexander Friedmann seorang kosmologis dan matematikawan Rusia, menurunkan persamaan Friedmann dari persamaan relativitas umum Albert Einstein. Persamaan ini menunjukkan bahwa alam semesta mungkin mengembang dan berlawanan dengan model alam semesta yang statis seperti yang diadvokasikan oleh Einstein pada saat itu.
Pada tahun 1924, pengukuran Edwin Hubble akan jarak nebula spiral terdekat menunjukkan bahwa ia sebenarnya merupakan galaksi lain. Georges Lemaître kemudian secara independen menurunkan persamaan Friedmann pada tahun 1927 dan mengajukan bahwa resesi nebula yang disiratkan oleh persamaan tersebut diakibatkan oleh alam semesta yang mengembang.
Pada tahun 1931 Lemaître lebih jauh lagi mengajukan bahwa pengembangan alam semesta seiring dengan berjalannya waktu memerlukan syarat bahwa alam semesta mengerut seiring berbaliknya waktu sampai pada suatu titik di mana seluruh massa alam semesta berpusat pada satu titik, yaitu "atom purba" di mana waktu dan ruang bermula.
Mulai dari tahun 1924, Hubble mengembangkan sederet indikator jarak yang merupakan cikal bakal tangga jarak kosmis menggunakan teleskop Hooker 100-inci (2,500 mm) di Observatorium Mount Wilson. Hal ini memungkinkannya memperkirakan jarak antara galaksi-galaksi yang pergeseran merahnya telah diukur, kebanyakan oleh Slipher. Pada tahun 1929, Hubble menemukan korealsi antara jarak dan kecepatan resesi, yang sekarang dikenal sebagai hukum Hubble. lemaître telah menunjukan bahwa ini yang diharapkan, mengingat prinsip kosmologi.
Semasa tahun 1930-an, gagasan-gagasan lain diajukan sebagai kosmologi non-standar untuk menjelaskan pengamatan Hubble, termasuk pula model Milnealam semesta berayun (awalnya diajukan oleh Friedmann, namun diadvokasikan oleh Albert Einstein dan Richard Tolman) dan hipotesis cahaya lelah (tired light) Fritz Zwicky.
Setelah Perang Dunia II, terdapat dua model kosmologis yang memungkinkan. Satunya adalah model keadaan tetap Fred Hoyle, yang mengajukan bahwa materi-materi baru tercipta ketika alam semesta tampak mengembang. Dalam model ini, alam semesta hampirlah sama di titik waktu manapun.
Model lainnya adalah teori ledakan dahsyat Lemaître, yang diadvokasikan dan dikembangkan oleh George Gamow, yang kemudian memperkenalkan nukleosintesis ledakan dahsyat (Big Bang Nucleosynthesis, BBN) dan yang kaitkan oleh, Ralph Alpher dan Robert Herman, sebagai radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis (cosmic microwave background radiation, CMB). Ironisnya, justru adalah Hoyle yang mencetuskan istilah big bang untuk merujuk pada teori Lemaître dalam suatu siaran radio BBC pada bulan Maret 1949.
Untuk sementara, dukungan para ilmuwan terbagi kepada dua teori ini. Pada akhirnya, bukti-bukti pengamatan memfavoritkan teori ledakan dahsyat. Penemuan dan konfirmasi radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis pada tahun 1964[28] mengukuhkan ledakan dahsyat sebagai teori yang terbaik dalam menjelaskan asal usul dan evolusi kosmos. Kebanyakan karya kosmologi zaman sekarang berkutat pada pemahaman bagaimana galaksi terbentuk dalam konteks ledakan dahsyat, pemahaman mengenai keadaan alam semesta pada waktu-waktu terawalnya, dan merekonsiliasi pengamatan kosmis dengan teori dasar.
Berbagai kemajuan besar dalam kosmologi ledakan dahsyat telah dibuat sejak akhir tahun 1990-an, utamanya disebabkan oleh kemajuan besar dalam teknologiteleskop dan analisis data yang berasal dari satelit-satelit seperti COBE, Teleskop luar angkasa Hubble dan WMAP.

B.  Garis Waktu Ledakan Dasyat (Big Bang)
Ekstrapolasi pengembangan alam semesta seiring mundurnya waktu menggunakan relativitas umum menghasilkan kondisi masa jenis dan suhu alam semesta yang tak terhingga pada suatu waktu pada masa lalu. Singularitas ini mensinyalkan runtuhnya keberlakuan relativitas umum pada kondisi tersebut. Sedekat mana kita dapat berekstrapolasi menuju singularitas diperdebatkan, namun tidaklah lebih awal daripada masa Planck. Fase awal yang panas dan padat itu sendiri dirujuk sebagai "the Big Bang", dan dianggap sebagai "kelahiran" alam semesta kita.
Didasarkan pada pengukuran pengembangan menggunakan Supernova Tipe Ia, pengukuran fluktuasi temperatur pada latar gelombang mikro kosmis, dan pengukuran fungsi korelasi galaksi, alam semesta memiliki usia 13,73 ± 0.12 miliar tahun. Kecocokan hasil ketiga pengukuran independen ini dengan kuat mendukung model ΛCDM yang mendeskripsikan secara mendetail kandungan alam semesta.
Fase terawal ledakan dahsyat penuh dengan spekulasi. Model yang paling umumnya digunakan mengatakan bahwa alam semesta terisi secara homogen dan isotropis dengan rapatan energi yang sangat tinggi, tekanan dan temperatur yang sangat besar, dan dengan cepat mengembang dan mendingin. Kira-kira 10−37 detik setelah pengembangan, transisi fase menyebabkan inflasi kosmis, yang sewaktu itu alam semesta mengembang secara eksponensial. Setelah inflasi berhenti, alam semesta terdiri dari plasma kuark-gluon beserta partikel-partikel elementer lainnya.
Temperatur pada saat itu sangat tinggi sehingganya kecepatan gerak partikel mencapai kecepatan relativitas, dan produksi pasangan segala jenis partikel terus menerus diciptakan dan dihancurkan. Sampai dengan suatu waktu, reaksi yang tak diketahui yang disebut bariogenesis melanggar kekekalan jumlah barion dan menyebabkan jumlah kuark dan lepton lebih banyak daripada antikuark dan antilepton sebesar satu per 30 juta. Ini menyebabkan dominasi materi melebihi antimateripada alam semesta.
Ukuran alam semesta terus membesar dan temperatur alam semesta terus menurun, sehingga energi tiap-tiap partikel terus menurun. Transisi fase perusakan simetri membuat gaya-gaya dasar fisika dan parameter-parameter partikel elementer berada dalam kondisi yang sama seperti sekarang. Setelah kira-kira 10−11 detik, gambaran ledakan dahsyat menjadi lebih jelas oleh karena energi partikel telah menurun mencapai energi yang bisa dicapai oleh eksperimen fisika partikel.
Pada sekitar 10−6 detik, kuark dan gluon bergabung membentuk barion seperti proton dan neutron. Kuark yang sedikit lebih banyak daripada antikuark membuat barion sedikit lebih banyak daripada antibarion. Temperatur pada saat ini tidak lagi cukup tinggi untuk menghasilkan pasangan proton-antiproton, sehingga yang selanjutnya terjadi adalah pemusnahan massal, menyisakan hanya satu dari 1010 proton dan neutron terdahulu. Setelah pemusnahan ini, proton, neutron, dan elektron yang tersisa tidak lagi bergerak secara relativistik dan rapatan energi alam semesta didominasi oleh foton (dengan sebagian kecil berasal dari neutrino).
Beberapa menit semasa pengembangan, ketika temperatur sekitar satu miliar kelvin dan rapatan alam semesta sama dengan rapatan udara, neutron bergabung dengan proton dan membentuk inti atom deuterium dan helium dalam suatu proses yang dikenal sebagai nukleosintesis ledakan dahsyat. Kebanyakan proton masih tidak terikat sebagai inti hidrogen. Seiring dengan mendinginnya alam semesta, rapatan energi massa rihat materi secara gravitasional mendominasi. Setelah 379.000 tahun, elektron dan inti atom bergabung menjadi atom (kebanyakan berupa hidrogen) dan radiasi materi mulai berhenti. Sisa-sisa radiasi ini yang terus bergerak melewati ruang semesta dikenal sebagai radiasi latar gelombang mikro kosmis.
Selama periode yang sangat panjang, daerah-daerah alam semesta yang sedikit lebih rapat mulai menarik materi-materi sekitarnya secara gravitasional, membentuk awan gas, bintang, galaksi, dan objek-objek astronomi lainnya yang terpantau sekarang. Detail proses ini bergantung pada banyaknya dan jenis materi alam semesta. Terdapat tiga jenis materi yang memungkinkan, yakni materi gelap dinginmateri gelap panas, dan materi barionik. Pengukuran terbaik yang didapatkan dari WMAP menunjukkan bahwa bentuk materi yang dominan dalam alam semesta ini adalah materi gelap dingin. Dua jenis materi lainnya hanya menduduki kurang dari 18% materi alam semesta.
Bukti-bukti independen yang berasal dari supernova tipe Ia dan radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis menyiratkan bahwa alam semesta sekarang didominasi oleh sejenis bentuk energi misterius yang disebut sebagai energi gelap, yang tampaknya menembus semua ruang. Pengamatan ini mensugestikan bahwa 72% total rapatan energi alam semesta sekarang berbentuk energi gelap. Ketika alam semesta masih sangat muda, kemungkinan besar ia telah disusupi oleh energi gelap, namun dalam ruang yang sempit dan saling berdekatan. Pada saat itu, gravitasi mendominasi dan secara perlahan memperlambat pengembangan alam semesta. Namun, pada akhirnya, setelah beberapa miliar tahun pengembangan, energi gelap yang semakin berlimpah menyebabkan pengembangan alam semesta mulai secara perlahan semakin cepat.
Segala evolusi kosmis yang terjadi setelah periode inflasioner ini dapat secara ketat dideskripsikan dan dimodelkan oleh model ΛCDM, yang menggunakan kerangka mekanika kuantum dan relativitas umum Einstein yang independen. Sebagaimana yang telah disebutkan, tiada model yang dapat menjelaskan kejadian sebelum 10−15detik setelah kejadian ledakan dahsyat. Teori kuantum gravitasi diperlukan untuk mengatasi batasan ini.

C.  Asumsi Dasar Teori Big Bang
Teori ledakan dahsyat bergantung kepada dua asumsi utama: universalitas hukum fisika dan prinsip kosmologi. Prinsip kosmologi menyatakan bahwa dalam skala yang besar alam semesta bersifat homogen dan isotropis.
Kedua asumsi dasar ini awalnya dianggap sebagai postulat, namun beberapa usaha telah dilakukan untuk menguji keduanya. Sebagai contohnya, asumsi bahwa hukum fisika berlaku secara universal diuji melalui pengamatan ilmiah yang menunjukkan bahwa penyimpangan terbesar yang mungkin terjadi pada tetapan struktur halus sepanjang usia alam semesta berada dalam batasan 10−5.
 Apabila alam semesta tampak isotropis sebagaimana yang terpantau dari bumi, prinsip komologis dapat diturunkan dari prinsip Kopernikus yang lebih sederhana. Prinsip ini menyatakan bahwa bumi, maupun titik pengamatan manapun, bukanlah posisi pusat yang khusus ataupun penting. Sampai dengan sekarang, prinsip kosmologis telah berhasil dikonfirmasikan melalui pengamatan pada radiasi latar gelombang mikro kosmis.

D.  Bukti Pengamatan Teori Big Bang
Terdapat beberapa bukti pengamatan langsung yang mendukung model Ledakan Dahsyat, yaitu pengembangan Hubble terpantau pada geseran merah galaksi, pengukuran mendetail pada latar belakang gelombang mikro kosmis, kelimpahan unsur-unsur ringan, dan distribusi skala besar beserta evolusi galaksi yang diprediksikan terjadi karena pertumbuhan gravitasional struktur dalam teori standar. Keempat bukti ini kadang-kadang disebut "empat pilar teori Ledakan Dahsyat".

E.  Ciri, Persoalan dan Masalah Ledakan Dasyat (Big Bang)
Walaupun sekarang ini teori Ledakan Dahsyat mendapatkan dukungan yang luas dari para ilmuwan, dalam sejarahnya, berbagai persaoalan dan masalah pada teori ini pernah memicu kontroversi ilmiah mengenai model mana yang paling baik dalam menjelaskan pengamatan kosmologis yang ada. Banyak dari persoalan dan masalah teori Ledakan Dahsyat telah mendapatkan solusinya, baik melalui modifikasi pada teori itu sendiri maupun melalui pengamatan lebih lanjut yang lebih baik.
Gagasan-gagasan inti Ledakan Dahsyat yang terdiri dari pengembangan alam semesta, keadaan awal alam semesta yang panas, pembentukan helium, dan pembentukan galaksi, diturunkan dari banyak pengamatan yang tak tergantung pada model kosmologis mana pun. Walau bagaimanapun, model cermat Ledakan Dahsyat memprediksikan berbagai feomena fisika yang tak pernah terpantau di Bumi maupun terdapat pada Model Standar fisika partikel. Utamanya, materi gelapmerupakan topik investigasi ilmiah yang mendapatkan perhatian yang luas. Persoalan lainnya seperti masalah halo taring dan masalah galaksi katai dari materi gelap dingin tidak sefatal penjelasan materi gelap karena penyelesaian atas masalah tersebut telah ada dan hanya memerlukan perbaikan lebih lanjut pada teori Ledakan Dahsyat. Energi gelap juga merupakan topik investigasi yang menarik perhatian ilmuwan, namun tidaklah jelas apakah pendeteksian langsung energi gelap dimungkinkan atau tidak.
Di sisi lain, inflasi kosmos dan bariogenesis masih sangat spekulatif. Keduanya sangat penting dalam menjelaskan keadaan awal alam semesta, namun tidak dapat digantikan dengan penjelasan alternatif lainnya tanpa mengubah teori Ledakan Dahsyat secara keseluruhan. Pencarian akan penjelasan yang tepat atas fenomena-fenomena tersebut menjawab pada masalah yang belum terpecahkan dalam fisika.

F.   Kesalahan Umum tentang Teori Big Bang
Orang sering kali salah mengartikan dentuman besar sebagai suatu ledakan yang menghamburkan materi ke ruang hampa. Padahal dentuman besar bukanlah suatu ledakan, bukan penghamburan materi ke ruang kosong, melainkan suatu proses pengembangan alam semesta itu sendiri. Dentuman besar adalah proses pengembangan ruang-waktu. Bahkan istilah 'ledakan besar' sendiri merupakan istilah salah kaprah.




DAFTAR PUSTAKA



BIOLOGI : SIKLUS HIDUP OOMYCOTA (JAMUR AIR)

BAB I
PENDAHULUAN


            Organisme yang hidup di bumi ini sangat beragam. Salah satunya adalah anggota kingdom Protista. Dimana terdiri atas organisme yang mirip hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jamur (fungi). Protista terdiri dari organisme uniseluler atau multi seluler yang telah memiliki selaput inti pada nukleusnya.
            Protista memberikan peranan penting dalam kehidupan manusia, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Banyak anggota protista yang dapat dimakan, menghasilkan bahan-bahan industri, membantu menjaga kesuburan tanah, dan ada juga yang dapat menyebabkan penyakit. Pada bab pembahasan kami akan menjelaskan mengenai daur hidup dari protista mirip jamur/ fungi, yaitu jamur air/ oomycota.
Oomycetes dikenal juga dengan jamur air, adalah kelompok protista bersel tunggal yang berfilamen. Anggota-anggotanya secara fisik mirip dengan fungi (jejamuran), sehingga organisme ini pernah dimasukkan sebagai anggota fungi, bahkan hingga sekarang kajian biologinya masih dimasukkan ke dalam mikologi (ilmu tentang biologi fungi). Dalam bahasa Inggris, Oomycetes disebut juga sebagai water moulds ("jamur air") karena kebiasaannya yang tumbuh dengan baik dalam kondisi kelembaban yang tinggi dan berair.
Ada juga disebutkan Oomycotina berarti fungi telur. Istilah ini didasarkan pada cara reproduksi seksual pada jamur air. Beberapa anggota Oomycotina bersifat uniseluler dan tidak memiliki kloroplas. Jamur air memiliki dinding sel terbuat dari selulosa, yang berbeda dengan dinding sel jamur sejati yang terbuat dari polisakarida yang disebut kitin. Yang membedakan jamur air dengan jamur sejati adalah adanya sel biflagellata yang terjadi pada daur hidup jamur air. Sementara jamur sejati tidak memiliki flagella. Sebagian besar jamur air hidup secara bebas atau melekat pada sisa-sisa tumbuhan di kolam, danau, atau aliran air. Meraka hidup sebagai pengurai dan berkoloni. Walaupun begitu, ada juga yang hidup pada sisik atau insang ikan yang terluka sebagai parasit. Contoh anggota Oomycotina adalah Saprolegnia, dan Phytoptora infestans. Selain bersifat parasit, jamur air juga bersifat patogen (dapat menimbulkan penyakit), seperti menyebabkan pembusukan kayu pada kentang dan tomat.




BAB II
PEMBAHASAN

 
Gambar 2.1  Daur Hidup Oomycota

Dalam fase vegetatif dari pergiliran keturunannya, sel-selnya memiliki inti diploid, padahal fungi memiliki inti haploid. Berdasarkan kajian biologi molekuler, organisme ini ternyata berhubungan lebih dekat dengan alga coklat  dan diatom daripada dengan fungi, sehingga digolongkan dalam filum heterokontophyta. Nama ini berasal dari tahap sel motil (bergerak) yang berciri memiliki dua flagella tidak sama panjang. Beberapa anggota Oomycetes memproduksi spora aseksual yang disebut zoospora. Mereka juga memproduksi spora seksual yang disebut oospopra.
1.      Reproduksi Aseksual
Bermula dengan adanya zoosporangium (2n) yang berada pada ujung hifa yang terbentuk dari benang atau hifa yang membengkak. Di dalam sporangium tersebut, dihasilkan spora yang berflagella yang disebut zoospora (2n). Ketika zoospora matang dan jatuh di tempat yang sesuai, maka akan berkecambah dan tumbuh menjadi mycelium baru. Namun jika lingkungan yang tidak memungkinkan, maka Zoospora ini kemudian membentuk sista (2n) untuk bertahan hidup.


2.      Reproduksi Seksual
Reproduksi ini terjadi dengan cara oogami. Di dalam oogonium dibentuk sel telur, sedangkan di dalam anteridium tidak terbentuk sel sperma, tetapi terdapat banyak inti. Jika anteridium bersentuhan/menempel dengan oogonium akan menghasilkan saluran fertilisasi yang akan menembus oogonium dan menyediakan jalan bagi perpindahan inti. Pembuahan oosfer (sel telur) menghasilkan zigot. Zigot mempunyai dinding tebal dan tahan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan, seperti udara dingin dan kekeringan. Zigot akan berkembang menjadi oospora. Setelah mengalami fase istirahat, intinya mengalami reduksi dan selanjutnya tumbuh menjadi individu baru. Dimana individu baru ini mula-mula berinti empat, tetapi selanjutnya berinti banyak. Selanjutnya zigot mengalami germinasi/ perkecambahan untuk terjadinya pembebasan zigot yang dapat mengalami pembelahan meiosis untuk menghasilkan individu-individu lainnya.
Ciri-ciri dari Oomycota adalah sebagai berikut :
ü  Benang-benang hifa tidak bersekat melintang(senositik) sehingga didalamnya di jumpai inti dalam jumlah banyak.
ü  Dinding selnya terdiri dari selulosa.
ü  Melakukan reproduksi aseksual dengan membentuk zoospore yang memiliki 2 flagela untuk berenang di dalam air.
ü  Melakukan reproduksi secara seksual dengan membentuk gamet (sel kelamin) setelah fertilisasi akan terbentuk zigot yang tumbuh menjadi oospora. Nama divisi Oomycota diambil dari cirri jamur ini yang dapat menghasilkan oospora. Oospora adalah spora yang dibentuk oleh zigot yang berdinding tebal, dan setelah itu terjadi fase istirahat. Dinding tebal itu digunakan sebagai perlindungan. Jika kondisi memungkinkan, spora akan tumbuh menjadi hifa baru. Contoh dari jamur ini adalah Saprolegnia, Phytophthora, Pythium.

a)      Saprolegnia
Jamur ini hidup saprofit pada bangkai ikan dan bangkai serangga, baik di darat maupun di air. Miselium vegetatifnya berkembang didalam substrat dan bertugas sebagai miselium reproduktif.
Gambar 2.2 Siklus Hidup Saprolegnia

b)      Phytophthora
Biasanya hidup parasit pada tumbuhan budidaya, contohnya pada kentang. Miselium vegetatifnya berkembang dalam jaringan tubuh inang. Ujung-ujung hifanya dapat menjulur ke luar tubuh inangnya melalui stomata. Pada ujung hifa dapat terbentuk konidium yang mampu menghasilkan spora. Jika sporangium jatuh pada daun yang berair, zoospora akan keluar berkecambah atau tunas.selanjutnya tumbuh menjadi hifa dan membentuk miselium. Jika sebagian hifanya mencapai stoma/ lentisel maka akan tumbuh keluar membentuk kondium baru. Phytophthora dapat berkembang biak secara generatif dengan cara konjugasi zoospora yang dilakukan dalam laboratorium.
 

Gambar 2.3 Siklus Hidup Phytophthora 

c)    Phytium debaryanum
Berkembang biak pada persemaian yang tanahnya lembab dan mengalami perubahan suhu serta kaya akan bahan organik. Umumnya parasit pada tumbuhan muda atau bibit tembakau, kina, nanas. Kerusakan dapat terjadi bahkan pada saat belum berkecambah. Perkembangan aseksualnya dengan cara membentuk zoosporangium yang menghasilkan zoospora. Sedangkan secara seksual dengan pembuahan gamet yang akan menghasilkan oospora. Jamur ini juga mampu berkembang biak pada bahan organik yang mati didalam tanah.
Gambar 2.4 Siklus Hidup Phytium debaryanum


DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Oomycetes dilihat tanggal 03 Januari 2013.

Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. 2007. Sains Biologi 1 untuk SMA/MA. Bumi Aksara : Jakarta.




TAKSONOMI UMUM : TATANAMA TUMBUHAN

       Pada mulanya nama yang diberikan pada tumbuhan adalah dalam bahasa induk orang yang memberikan nama. Sehingga satu jenis tumbuhan  mempunyai nama yang berbeda-beda sesuai bahasa orang yang memberikannya. Misalnya, Pisang dalam bahasa Indonesia sedangkan oleh orang Inggris atau Belanda dinamanakan Banana, orang Jawa Tengah menyebutnya Gedang, orang-orang Sunda (Jawa Barat) dinamakan Cauk. Dalam taksonomi tumbuhan, nama yang berbeda-beda tersebut berdasarkan bahasanya disebut dengan Nama Biasa, Nama Daerah, atau Nama Lokal. Dengan semakin berkembangnya ilmu taksonomi tumbuhan kemudian dikenal yang disebut Nama Ilmiah. Lahirnya nama ilmiah ini disebabkan oleh berbagai faktor yaitu :
  1. Beranekaragamnya nama biasa, dimana tidak mungkin berlaku secara umum untuk dunia internasional sehingga tidak mungkin dimengerti oleh semua bangsa.
  2. Beranekaragamnya nama dalam artian ada yang pendek, ada yang panjang bahkan ada yang panjang sekali. Misalkan, Sambucus, Sambucus nigra (sambucus hitam), Sambucus fructu in umbello nigro (sambucus dengan buah berwarna hitam yang tersusun dalam rangkaian seperti payung). Tanpa adanya kejelasan apakah termasuk dalam nama jenis, nama marga atau kategori takson yang lainnya.
  3. Banyaknya sinonima (dua nama atau lebih) untuk satu macam tumbuhan. Serta homonima, misalnya lidah buaya yang digunakan dalam marga Aloe dan Opuntia.
  4. Sukarnya untuk diterima oleh dunia internasional.
Tabel 1.1 Perbedaan Nama Biasa dengan Nama Ilmiah

NAMA BIASA
NAMA ILMIAH
1.      Tidak mengikuti ketentuan manapun
Melalui kesepakatan internasional yang diatur dalam KITT
2.      Bahasa sehari-hari bersifat lokal atau setempat
Bahasa yang diperlakukan sebagai bahasa latin
3.      Hanya dimengerti oleh penduduk setempat
Berlaku Internasional, setidaknya bagi kaum ilmuan
4.      Mudah dieja atau dilafalkan
Kadang sulit dieja atau dilafalkan
5.      Tidak jelas untuk kategori yang mana nama itu diperuntukkan
Jelas termasuk dalam kategori mana nama tersebut dimaksud
6.      Satu takson dapat mempunyai nama yang berbeda menurut bahasa yang digunakan, sering banyak sinonima dan homonima
Memiliki satu nama yang benar, kecuali dalam hal-hal yang dinyatakan secara khusus
sumber : (Tjitrosoepomo, 2009)

Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (KITT)

DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo, G. 2009. Taksonomi Umum (Dasar-dasar Taksonomi Umum) Cetakan ke-4. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

Selasa, 11 September 2012

NEONATUS

PERKEMBANGAN DAN PERSIAPAN KEHIDUPAN NEONATUS

 DARI INTRA KE EKSTRA UTERIN



A.    PERNAPASAN

        Penyesuaian paling kritis yang harus dialami bayi baru lahir ialah penyesuaian sistem pernapasan. Paru-paru bayi cukup bulan mengandung sekitar 20 ml cairan/kg. Udara harus diganti oleh cairan yang mengisi traktus respiratorius sampai alveoli. Pada kelahiran pervaginam normal, sejumlah kecil cairan keluar dari trakea dan paru-paru bayi.

         Dalam satu jam pertama kehidupan bayi, sistem limfatik paru secara kontinu mengeluarkan cairan dalam jumlah besar. Pengeluaran cairan ini juga diakibatkan perbedaan tekanan dari alveoli sampai jaringan intestinal dan sampai kapiler pembuluh darah.

Pernapasan abnormal dan kegagalan paru untuk mengembang dengan sempurna mengganggu aliran cairan paru janin dari alveoli interstitial sirkulasi pulmoner.
Tarikan napas pertama terjadi disebabkan oleh reflek yang dipicu oleh perubahan tekanan, pendinginan, bunyi, cahaya, dan sensasi lain yang berkaitan dengan proses kelahiran. Apabila perubahan yang terjadi sangat ekstrem, depresi pernapasan dapat terjadi. Pada kebanyakan kasus, timbul reaksi pernapasan yang berlebihan dalam satu menit setelah bayi lahir, sehingga bayi mulai menarik napas yang pertama dan menangis.
Pola pernapasan tertentu menjadi karakteristik bayi baru lahir normal yang cukup bulan. Setelah pernapasan mulai berfungsi, napas bayi menjadi dangkal dan tidak teratur, berfariasi dari 30 sampai 60 kali per menit, disertai apnea singkat (kurang dari 15 detik). Periode apnea singkat ini paling sering terjadi selama siklus tidur aktif (rapid Eye Movement). Durasi dan frekuensi apnea menurun seiring peningkatan usia. Periode apnea lebih dari 15 detik harus dievaluasi.
Bayi baru lahir biasanya bernapas melalui hidung. Respon bayi terhadap obstruksi hidung adalah membuka mulut untuk mempertahankan jalan napas. Kebanyakan bayi tidak memiliki respon ni sampai berusia tiga minggu. Oleh karena itu, asfiksia dan sianosis dapat terjadi akibat obstruksi hidung.

B.    SIRKULASI

             Sirkulasi darah janin intra uterin berbeda dengan sirkulasi pada bayi atau anak (ekstra uterin). Selama dalam masa intra uterin, paru-paru janin belum berkembang sempurna sehingga O2 diambil melalui perantara plasenta. Kegagalan fungsi plasenta dapat menimbulkan berbagai penyulit dalam pertumbuhan dan perkembangan janin. Saat kelahiran peredaran darah janin akan mengalami perubahan. Dalam hal ini fungsi paru-paru telah sempurna sama seperti peredaran darah pada orang dewasa.

1.     Sirkulasi Darah Intra Uterin
Saat ini plasenta memegang peranan penting dimana jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg BB per menit atau sekitar 500 ml per menit.Faktor yang memegang peranan, yaitu :
b.     Foramen ovale anatra kedua atrium
c.      Duktus arteriosus bothali antara arteri pulmonalis menuju aorta
d.     Duktus venosus arantii di dalam hepar menuju vena pulmonalis
e.      Pada umbilikus terdapat satu vena dan dua areri umbilikalis
Sirkulasinya :
          Darah yang kaya O2 dan nutrisi melalui vena umbilikalis menuju hati yang terdapat duktus venosus arantii langsung menuju vena cava inferior masuk ke atrium kanan. Sebagian besar masuk ke atrium kiri, melalui foramen ovale sebagian kecil amsuk ke ventrikel kanan. Dari atrium kiri dipompa ke ventrikel kiri masuk ke aorta dan dialirkan ke seluruh tubuh. Darah dari ventrikel masuk kanan dipompa ke paru-paru. Karena paru-paru belum sempurna berfngsi maka darah di arteri pulmonalis melalui duktus venosus bothali menuju aorta. Darah yang mengalir menuju paru-paru akan dialirkan kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Kemudian darah yang telah terpakai (mengandung CO2) akan kembali ke plasenta melalui aorta, arteri iliaka interna akhirnya masuk ke arteri umbilikalis. Sisa metabolisme dilepaskan ke dalam sirkulasi retroplasenter untuk selanjutnya dibuang melalui alat pembuangan pada ibu.
2.     Sirkulasi Darah Ekstra Uterin
        Setelah bayi lahir dan mulai bernapas sendiri, sirkulasi darah dari plasenta segera  terhenti. Saat ini paru-paru telah dapat berfungsi sempurna, sehingga peredaran darah menjadi seperti peredaran darah dewasa.
            Fungsi pernapasan terjadi beberapa detik setelah lahir. Saat lahir alveoli paru-paru dipenuhi oleh cairan, arteri tertekan karena jepitan tali pusat dan peningkatan CO2 dalam darah janin. Bayi akan menghirup udara dan bernapas. Udara masuk ke alveoli paru dengan tekanan intra thorakal positif hingga 40 cmH2). Darah vena kembali ke atrium kiri sehingga foramen ovale tertutup. Saat tali pusat dipotong, fungsi duktus venosus arantii berhenti. Duktus bothali menutup dalam 12-24 jam.
3.     Faktor yang Mempengaruhi Peredaran Darah Janin dari Intra ke Ekstra Uterin
1.     Berkembangnya Paru-paru Janin
Menyebabkan tekanan negatif dalam paru sehingga dapat menampung darah untuk melakukan pertukaran CO2 dan O2 dari udara. Hal ini mengakibatkan duktus anteriosus bothali tidak berfungsi (mengalami obliterasi). Tekanan atrium kiri semakin meningkat sehingga foramen ovale menutup.
Tekanan di atrium kiri meningkat karena :
a.     Darah dari atrium kanan langsung menuju paru-paru
b.     Darah dari paru-paru, vena pulmonalis masuk ke atrium kiri
2.     Pemotongan Tali Pusat
Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin terjadi dengan dipotongnya tali pusat. Sebaiknya dilakukan setelah bayi menangis dengan nyaring atau tali pusat berhenti berdenyut karena dapat menambah darah dari plasenta +_ 50 ml – 75 ml yang sangat berarti bagi pertumbuhan bayi.
3.     Adult Haemoglobin (TipeA)
Menjelang persalinan disiapkan pembuatan adult hemoglobin A sehingga setelah lahir langsung dapat menangkap O2 dan melepas CO2 melaalui pernapasan.

C.    TRAKTUS DIGESTIVUS

           Bayi baru lahir cukup bulan mampu menelan, mencerna, memetabolisme dan mengabsorbsi protein dan karbohidrat sederhana serta mengemulsi lemak. Bayi baru lahir dengan hidrasi yang adekuat membran mukosa mulutnya lembab dan berwrna merah muda. Umumnya, membran mukosa tidak pucat atau sianosis. Pengeluaran air liur sering selama beberapa jam setelah bayi lahir.

            Saat bayi lahir tidak terdapat bakteri dakam saluran cernanya. Segera setelah lahir orificium oral dan orificium anal memungkinkan bakteri dan udara masuk. Bising usus bayi dapat didengar satu jam setelah lahir. Biasanya konsentrasi tertinggi terdapat di bagian bawah usus halus dan  terutama di usus besar. Flora normal usus membantu sintesa vitamin K, asam folat dan biotin.

             Keasaman lambung bayi saat lahir umumnya sama dengan keasaman lambung orang dewasa, tetapi akan menurun dalam satu minggu dan tetap rendah selama dua sampai tiga bulan. Penurunan keasaman lambung ini dapat menumbulkan “kolik”. Bayi yang mengalami kolik tidak dapat tidur, menangis dan tampak distres di antara waktu makan yang sama setiap hari. Tidak ada yang dapat menenangkannya. Gejala ini akan hilang setelah bayi berusia tiga bulan.

              Pencernaan dan absorbsi nutrien lebih lanjut berlangsung di usus halus. Sekresi pankreas, sekresi dari hati melalui saluran empedu dan sekresi dari duodenim membuat proses yang kompleks ini dapat berlangsung. Saat lahir, usus bayi bagian bawah penuh dengan mekonium. Mekonium yang dibentuk selama janin dalam kandungan berasal dari cairan amnion dan unsur-unsurnya, dari sekrsi usus dan dari sel-sel mukosa. Mekonium berwarna hijau kehitaman, konsistensinya kental dan mengandung darah samar. Mekonium yang pertama keluar steril, tetapi beberapa jam kemudian semua mekonium yang keluar mengandung bakteri. Jumlah faeses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan keenam. Faeses transisi (keci-kecil, berwarna coklat sampai hijau akibat adanya mekonium) dikeluarkan sejak hari ketiga sampai keenam. Tinja bayi yang disusui ibunya dan tinja dari bayi yang diberi susu botol tidak sama. Tinja dari bayi yang disusui lebih lunak, berwarna kuning emas, dan tidak mengiritasi kulit bayi. Tinja dari bayi yang diberi susu botol berbentuk tetapi tetap lunak.


D.    KELENJAR ENDOKRIN

          Pada kehamilan 10 minggu kortikotropin sudah ditemukan dalam hipofisis janin dimana hormon ini berfungsi untuk mempertahankan glandula suprarenalis janin. Hormon somatomamotropin ditemukan di daerah tali pusat dengan kadar tinggi, dibentuk di plasenta di samping oleh hipofisis janin meski dalam jumlah terbatas. Hyroid Stimulating Hormone (Tirotropin) telah ditemukan pada umur kehamilan 10 minggu, tetapi hanya sedikit tirotropin dari ibu yang melindungi plasenta. Kelenjar gondok pada janin sudah berfungsi pada kehamilan 10-14 minggu untuk menyimpan iodium yang menghasilkan tiroksin. Pemberian radioactive iodium atau iodium terlampau banyak akan mempengaruhi janin. Umumnya janin tergantung pada gandula tiroideanya karena pada kretin yang tidak mempunyai kelenjar gondok tidak dapat melewati plasenta dengan baik.

                Glandula tiroidea pada janin jauh lebih besar daripada orang dewasa, karena ditemukan bagian korteks. Segera setelah bayi dilahirkan aldosteron biasanya sudah ditemukan dalam konsentrasi yang meningkat dan mudah melintasi plasenta. Testosteron dan androstenadion dapat ditemukan di testes janin yang imatur.

      Selama masa intra uterin, janin telah mendapatkan pengaruh rangsanganestrogen,   progesteron dan gonadotropin sehingga ketika bayi wanita lahir telah terlihat adanya pembesaran payudara dan uterus. Mukosa vagina dan endometrium memperlihatkan gambaran proliferasi. Epitel vagina mengandung glikogen dalam jumlah besar. Vagina menunjukkan pH 4,5 – 5 mirip pH pada wanita usia reproduksi. Setelah lahir, kadang-kadang terjadi pendarahan dari uterus bayi yang dikenal dengan pendarahan lucut estrogen.


E.    URAT SARAF

         Janin pada umur kehamilan 10 minggu dilahirkan hidup, maka dapatdilihat bahwa janin tersbut dapat mengadakan gerakan-gerakan spontan. Rangsanan lokal dapat membuat janin menganga dalam mengadakan fleksi pada jari-jari tangan serta kaki. Gerakan menelan baru terjadi pada kehamilan 4 bulan, sedangkan menyedot baru terjadi pada kehamlan 6 bulan.

Pada triwulan terakhir hubungan antara urat saraf dan fungsi otot-otot menjadi lebih sempurna, sehingga janin yang dilahirkan sesudah kehamilan 32 minggu dapat hidup di luar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan mata janin sangat sensitifuntuk cahaya. Bagian dalam,tengah dan luar telinga dibentuk dalam triwulan kedua. Saat ini dipakai untuk penilaian adanya kelainan organik ada urat adalah ultrasonografi (USG) dan Magnetic Resonance Imaging (MIR). Meskipun pengaruh buruk dari USG dan MRI (geneik dan onkologi) belum diketahui maka pemakaiannya dalam trimester pertama, sewaktu organogenesis sedang berlangsung dengan hebatnya, sebaiknya tidak dilakukan. MRI dipakai dalam obstetri untuk menilai janin dengan resiko tinggi. Dalam trimester terakhir keadaan paru dan otak janin dapat dilihat dengan jelas. Reaksi terhadap rangsangan pada neonatus di ekstrauterin dapat berupa :
1.     Reflek morro            : reflek terkejut oleh karena bunyi keras dan tiba-tiba
2.     Reflek geg                : reflek menelan
3.     Reflek saking            : Reflek menghisap
4.     Reflek roting             : reflk mencari putting susu
5.     Reflek babynski        : reflek pada kaki bayi untuk menjauh karena disentuh
6.     Reflek ekstrusi          : berusaha mengeluarkan benda yang menekan lidah
7.     Reflek tangan            : reflek menggenggam
8.     Reflek leher tonik
9.     Reflek otolith right     : kepala berusaha untuk fleksi
Pertumbuhan otak setelah lahir mengikuti pola pertumbuhan cepat, yang dapat diprediksi selama periode bayi sampai awal masa anak-anak. Pertumbuhan ini  menjadi lebih bertahap selama sisa dekade pertama dan minimal selama masa remaja. Pada akhir tahun pertama, pertumbuhan serebelum, yang dimulai pada umur kehamilan 30 minggu, berakhir. Mungkin inilah penyebab otak rentan terhadap trauma nutrisi dan trauma lain selama masa bayi.

F.     IMUNOLOLOGI

Sel-sel yang menyuplai imunitas bayi berkembang pada awal kehidupan janin. Namun, sel-sel ini tidak aktif selama beberapa bulan. Selama tiga ulan pertama kehidupan, bayi dilindungi oleh kekebalan pasif yang diterima dari ibu. Barier alami, seperti keasaman lambung atau produksi pepsin dan tripsin, yang tetap mempertahankan kesterulan usus halus, belum berkembang dengan baik sampai tiga atau empat minggu. IgA pelindung membran lenyap dari traktus respiratorius dan traktus urinarius. IgA ini juga tidak ini juga terdapat pada traktus gastrointestinal, kecuali jika bayi dibri ASI. Bayi mulai mensintesis IgG dan mencapai sekitar 40% kadar IgG orang dewasa pada usia satu tahun, sedangkan kadar orang orang dewasa dicapai pada usia 9 bulan. IgA, IgD dan IgE diproduksi secara lebih bertahap dan kadar maksimum dicapai sampai masa anak-anak dini. Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan ASI. Tingkat proteksi bervariasi tergantung pada usia dan kematangan bayi serta sistem imunitas yang dimiliki ibu.

Jumat, 17 Agustus 2012

Powerpoint tipe