Rabu, 22 Februari 2012

mengelola konflik


1.       Identifikasi konflik
-          Pengertian konflik
Konflik berasal dari bahasa latin yaitu configere yang bearti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai sutu proses sosial antara dua orang atau lebih atau kelompok dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lainnya, mengahancurkannya atau membuat tidak berdaya.

Menurut Daniel WEBSTER, maka pengertian konflik adalah sebagai berikut :
-       Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok(pertentangan pendapat, kepentingan,dls).
-       Perselisihan
-       Perseteruan



Menurut Luthans(1981), konflik adalah keadaan yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan yang saling bertentangan.

-          Penyebab konflik
Faktor yang menyebabkan terjadinya konflik dalam perusahaan
-       Gaya seseorang dalam bekerja
Misalkan dalam hal belajar, ada siswa yang suka belajar pada situasi sepi, ada siswa yang suka belajar dengan mendengarkan musik, ada siswa suka belajar berkelompok, ada siswa suka belajar sendiri. Jika gaya belajar siswa yang berbeda ini disatukan dalam hal belajar, maka dimungkinkan akan terjadi konflik.

-       Ketidakjelasan organisasi
Ketidak jelasan organisasi akan memunculkan ketidakjelasan dalam pembagian tugas/jon discription. Hal ini akan memungkinkan terjadinya benturan dalam hal bekerja, yang cendrung menimbulkan konflik.

-       Perbedaan pendapat
Perbedaan pendapat yang tidak menemukan kesepakatan, memiliki kecendrungan besar terjadinya konflik.

-       Masalah komunikasi
Miss comunication, salah paham/pengertian dapat menimbulkan konflik

Faktor penyebab konflik sosial
-       Perbedaan individu
Setiap individu memiliki kepribadian yang unik, artinya berbeda stu sama lainnya. Misalnya ada orang menyenangi musik yang slow, ada yang menyenangi musik rock/keras, ada yang tidak menyenangi musik, dll.

-       Perbedaan latar belakang kebudayaan
Setiap kelompok masyarakat mungkin memiliki kebudayaan yang berbeda. Misalnya masyarakat di desa Trunyan tidak mengubur mayatnya di kuburan, sementara budaya masyarakat lainnya mengubur mayatnya.

-       Perbedaan kepentingan
Setiap pribadi/kelompok orang memiliki kepentingan yang berbeda, misalnya kelompok karyawan/buruh menginginkan upah yang tinggi demi kesejahteraan yang lebih baik, sementara pimpinan perusahaan memberikan upah yang minim untuk memperbesar keuntungan dan memperbesar perusahaan.

-       Perubahan yang cepat
Perubahan selalu dan pasti akan terjadi, tapi tatkala perubahan terjadi terlalu cepat, dimungkinkan akan terjadi konflik.
-          Sumber konflik
-       Persaingan sumber-sumber
Sumber-sumber(barang) yang langka disatu sisi, sedangkan disisi lain dibutuhkan oleh banyak orang, cendrung menimbulkan adanya perebutan sumber-sumber(barang) tersebut.

-       Rintangan dalam berkomunikasi
Hambatan dalam berkomunikasi yang disebabkan misalnya perbedaan bahasa, perbedaan intonasi bahasa, kesulitan dalam pendengaran, kesulitan dalam pengucapan kata dengan benar, merupakan sumber konflik.

-       Ketergantungan tugas
Adanya pekerjaan yang dikerjakan secara berrantai(sistem ban berjalan),  jika tahapan sebelumnya belum selesai, maka tahapan selanjutnya tidak bisa bekerja. Contoh dalam pekerjaan membatik : ada bagian membuat pola, bagian mewarnai pola, bagian pencelupan, dll.

-          Tahapan terjadinya konflik
-       Perselisihan kecil
-       Tantangan yang lebih besar
-       Pertarungan/perseteruan terbuka

-          Jenis-jenis konflik
-       Menurut Polak M(1982)
-       Konflik antar kelompok
-       Konflik intern dalam kelompok
-       Konflik antar individu
-       Konflik intern individu

-       Menurut Soekanto S(1981)
-       Konflik pribadi
-       Konflik rasial
-       Konflik antar kelas sosial
-       Konflik politik antar golongan masyarakat
-       Konflik berskala internasional


-       Menurut Handoko,T.H(1992)
-       Konflik dalam diri individu
-       Konflik antar individu dalam organisasi
-       Konflik antar individu dengan kelompok
-       Konflik antar kelompok
-       Konflik antar organisasi

-       Menurut Owns Winardi, Davis, dan Newstron
-       Intrapersonal conflict/konflik dalam diri sendiri
-       Interpersonal conflict/konflik antar individu
-       Intragroup conflict/konflik antar anggota suatu organisasi
-       Intergroup conflict/konflik antar kelompok
-       Interorganization conflict/konflik antar otganisasi

-       Menurut Ursula Lehr(1980)
-       Konflik antara anak dengan orang tua
-       KonKonflik dengan sanak keluarga
-       Konflik dengan orang lain
-       Konflik antara suami dengan istri
-       Konflik di sekolah
-       Konflik dalam pemilihan pekerjaan
-       Konflik agama
-       Konflik pribadi

-       Menurut Lewis A. Coser
-       Konflik realistis
Adalah konflik yang benar-benar nampak, seperti misalnya pemogokan buruh, tawuran pelajar, perkelahian, dls.

-       Konflik non reslistis
Adalah konflik yang sesungguhnya ada, tetapi tan ditampakkan secara kasat mata, seperti misalnya penggunaan ilmu gaib.
-          Tipe konflik
-       Konflik fungsional
Adalah konflik yang mampu memperbaiki/meningkatkan prestasi.

-       Konflik tidak fungsional
Adalah konflik yang menyebabkan menurunnya(memperburuk) prestasi.

-          Dampak konflik
-       Dampak positif/manfaat ( menurut Du Brin, A.J )
-       Dapat menimbulkan perubahan secara konstruktif
-       Segala daya dan motivasi tertuju pada pencapaian tujuan
-       Merangsang inovasi dan keeratan kelompok
-       Menggantikan tujuan yang tidak relevan
-       Manajemen konflik dapat menguntungkan organisasi
-       Dapat mengurangi ketegangan dalam bekerja

-       Dampak negatif( menurut Edelman, R.J )
-       Terjadinya gangguan psikologis
-       Gangguan fisik
-       Gangguan tingkah laku
-       Dapat menimbulkan stres
-       Menurunnya kepuasan kerja
-       Kepercayaan merosot
-       Waktu terbuang sia-sia
-       Konsentrasi kerja merosot
-       Saling tak masuk kerja
-       Produktivitas menurun
-       Pengambilan keputusan terganggu
-          Mengelola konflik
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola konflik, antara lain : menyimak proses terjadinya konflik, mengetahui sebab-sebab terjadinya konflik, membedakan jenis-jenis konflik, memilih pendekatan yang tepat, mengantisipasi kemungkinan dampak yang merugikan organisasi. Model/gaya mengelola konflik, antara lain :
-       Kolaborasi(kerjasama)
Gaya mengelola konflik yang mengusahakan agar terjadi kerjasama yang baik antara mereka yang berkonflik, sehingga sama-sama merasa diuntungkan.

-       Mengikuti kemauan orang lain
Menilai orang lain lebih tinggi dan patut dituruti, dibanding diri sendiri ( mengalah).

-       Menonjolkan kemauan sendiri(mendominasi)/Dominating style/Forcing
Memaksakan kemauan sendiri, dan memandang orang lain kurang penting.


-       Menghindari/Avoiding
Menghindakan terjadi konflik, dengan pengalihan perhatian atau mengulur-ulur waktu

-       Kompromi/compromising
Mencari jalan tengah dari berbagai kepentingan yang berbeda, yang dapat diterima oleh semua pihak.

2.       Mengatasi konflik
-          Hindari sumber konflik
Artinya lakukan langkah menjauhi sumber-sumber yang dimungkinkan menciptakan/menimbulkan konflik. Kita tidak perlu menguras tenaga, pikiran dan waktu untuk mencoba mengubah mereka(lawan konflik), ataupun mengubah diri kita sendiri( menurut daniel Robin ).

-          Netralisasi sikap
Menurut Robin, bila tidak bisa menghindar atau terpaksa harus berhadapan dengan mereka(sumber konflik), maka yang dilakukan adalah menetralisasi diri yaitu tidak menunjukkan sikap konfrontasi atau sikap yang menyebalkan mereka(tidak terpengaruh dan tidak mempengaruhi).
-          Ubah sikap kita
Adalah sulit untuk merubah pendirian orang lain, dan akan lebih mudah merubah diri sendiri. Agar tidak terjadi konflik, sesuaikan sikap kita dengan kemauan mereka(mengalah demi sebuah kemenangan, kemenangan terhindar dari konflik).

-          Blending
Jika bisa, lakukan kompromi untuk mencari kesamaan-kesamaan dalam perbedaan. Berangkat dari kesamaan-kesamaan tersebut kita kurangi perbedaan, sehingga sampai pada satu titik tengah yang sama-sama bisa diterima oleh semua pihak.

-          Undestanding
Mencoba memahami dasar/alasan-alasan pikiran mereka yang berbeda dengan kita. Dengan memahami itu, maka kita bisa mencari cara untuk menyelesaikan masalah.

Selasa, 21 Februari 2012

sikap pantang menyerah dan ulet


1.       Hakikat sikap pantang menyerah dan ulet
a.       Pengertian pantang menyerah
Bagi seorang wirausaha, sikap pantang menyerah dan ulet adalah sikap yang tidak mudah patah semangat dalam menghadapi berbagai rintangan, selalu bekerja keras untuk mewujudkan tujuan, menganggap rintangan/hambatan selalu ada dalam setiap kegiatan yang harus dihadapi.
Mereka yang menyerah sebelum mencapai tujuan, mereka adalah orang-orang yang gagal dan tak akan pernah sukses.

b.      Perilaku yang terkait dengan sikap pantang menyerah dan ulet
-          Perilaku kerja keras
Perilaku dimana dalam mengerjakan sesuatu dilakukan secara bersungguh-sungguh, tanpa mengenal lelah demi tercapainya tujuan yang diinginkan.

-          Perilaku keyakinan diri/optimis
Adalah sikap perilaku yang tidak ragu-ragu, selalu percaya diri bahwa sesuatu yang diinginkan pasti akan tercapai.Pasti bisa........

-          Perilaku kemauan keras/semangat
Motor penggerak dari kerja keras adalah kemauan yang tinggi, didorong oleh semangat yang tinggi(tidak loyo). Mereka yang memiliki sikap pantang menyerah, akan selalu dalam keadaan bersemangat.


-          Perilaku berjiwa sabar dan tidak putus asa
Seorang wirausaha harus memahami bahwa kata sukses dan gagal selalu berdampingan. Tatkala sukses tidak menjadikan besar kepala/sombong. Demikian pula tatkala belum berhasil, tidak menjadikan putus asa. Kegagalan adalah awal dari kesuksesan. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Untuk itu tetaplah berusaha.............

-          Perilaku selalu ingin maju
Seseorang yang bermental wirausaha tidak pernah puas dengan apa yang telah dicapainya saat ini. Mereka selalu ingin mencapai yang lebih baik dan lebih baik di saat berikutnya. Untuk mewujudkan semua ini dibutuhkan perilaku, antara lain :
-       Disiplin, yaitu mentaati segala aturan yang berlaku
-       Komitmen tinggi, selalu menepati janji/kesepatakatan diri
-       Jujur, mengatakan dengan benar sesuai dengan realita/kenyataan
-       Kreatif dan inovatif, berpikir dan berbuat untuk menciptakan hal-hal yang baru
-       Mandiri, tidak ketergantungan dengan orang lain, mampu mengerjakan sendiri
-       Realistis, berpikir sesuai dengan akal sehat(tidak muluk-muluk)

-          Perilaku senang dengan pekerjaannya
Waktu kerja yang lama akan terasa singkat, pekerjaan yang berat akan terasa ringan, perjalanan yang jauh akan terasa dekat, ini semua jika kita mampu menyenangi pekerjaan. Menyenangi bekerja di depan komputer, maka waktu 8 jam akan terasa tidak lebih dari 1 jam.

-          Perilaku selalu mencari sesuatu yang baru
Terkadang orang ingin berbeda dengan yang lainnya. Untuk bisa berbeda, tentu diperlukan pemikiran yang mengarah pada terciptanya sesuatu yang baru.

c.       Strategi membangun sikap pantang menyerah
-          Jangan mudah menyerah dan akui kelemahan/kekurangan diri
-          Motivasi diri sendiri
-          Optimis bahwa segalanya akan berhasil dengan baik
-          Terfokuslah pada tujuan, bukan hambatan
-          Berani mengambil seriko
-          Berani menghadapi tantangan
-          Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan
-          Teruslah berusaha
-          Jangan terpengaruh pada kegagalan orang lain

d.      Manfaat sikap pantang menyerah
-          Memberikan semangat dalam berusaha
-          Meningkatkan prestasi kerja
-          Meningkatkan keberhasilan kerja


2.       Ulet
a.       Pengertian ulet
Seseorang dikatakan memiliki sikap ulet, jika memiliki kepribadian tangguh, kuat, tidak mudah putus asa, memiliki cita-cita tinggi. Selain itu, seorang yang dikatakan ulet adalah mereka yang mencurahkan tenaga, pikiran, waktu serta harta untuk tercapainya keberhasilan.

b.      Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap ulet
-          Pembawaan
Diakui memang ada orang yang memang memiliki perilaku ulet sebagai pembawaan kelahirannya. Bisa juga karena keturunan, dimana bapak dan ibuknya adalah orang-orang yang ulet, maka terlahirlah kemudian anak dengan pribadi yang let.

-          Pendidikan pelatihan
Selain pembawaan, pendidikan dan pelatihan sangat mendukung munculnya sikap ulet. Dengan pendidikan dan pelatihan, yang belum tahu menjadi tahu, yang belum bisa menjadi bisa, maka akan tumbuh sikap ulet.

-          Lingkungan
Lingkungan sekitar yang malas akan menggiring kita menjadi malas. Sebaliknya lingkungan dimana orang-orangnya semua rajin, gesit, kerja pagi pulang malam, maka kita juga akan termotivasi untuk bersikap seperti itu.

-          Pengalaman
Pengalaman yang baik/berhasil tentu akan mendorong/memotivasi tumbuhnya sikap untuk selalu berusaha melakukan hal tersebut. Jatuh bangunnya suatu karir usaha, menambah deretan panjang pengalaman yang dimiliki. Hal ini akan memberikan dorongan untuk selalu berbuat dan bersikap ulet, agar tidak terjatuh lebih dalam.

-          Motivasi
Obsesi untuk keberhasilan mencapai sebuah tujuan, akan sangat memberikan dorongan/motivasi untuk bersikap lebih baik.

c.       Membina sikap ulet
Cara/latihan untuk menumbuhkan sikap ulet
-          Mulailah mencintai pekerjaan yang dikerjakan
-          Tumbuhkan sikap optimis bahwa sesuatu tujuan akan tercapai hanya dengan ulet
-          Buatlah inovasi dalam kerangka kerja, sehingga memudahkan dalam bekerja
-          Bersikaplah fleksibel dan toleran dalam menghadapi tantangan
-          Tumbuhkanlah sikap kesabaran

Kamis, 09 Februari 2012

percobaan kertas lakmus menentukkan asam-basa


BAB I : TUJUAN PERCOBAAN

Menguji dan mengelompokkan larutan yang bersifat asam dan larutan yang bersifat basa dari beberapa jenis larutan dengan kertas lakmus.

BAB II : LANDASAN TEORI

Asam merupakan zat yang larutannya berasa asam, sehingga dapat memerahkan kertas lakmus biru. Asam merupakan larutan elektrolit yang dapat terurai dalam air dan memiliki ion positif dan ion negatif. Basa merupakan zat yang larutannya kebalikan dari asam, sehingga dapat membirukan kertas lakmus merah. Jika basa dilarutkan dalam air akan terjadi reaksi ionisasi dan terjadi ion OH- yang membawa sifat basa. Larutan dapat dikatakan bersifat netral apabila direaksikan dengan larutan asam dan larutan basa dalam jumlah yang sama.
Ada larutan bersifat asam seperti larutan asam cuka,  ada bersifat basa  seperti larutan air kapur dan ada bersifat netral seperti larutan garam dapur. Sifat asam ditentukan oleh konsentrasi ion H+  dalam larutan. Sifat  basa ditentukan oleh  ion OH-  dalam larutan. Sedangkan sifat netral  akibat adanya  ion H+  dan ion OH-  dalam keadaan  yang  seimbang. Sifat asam , basa, atau netral  larutan  dapat ditentukan  dengan indikator . Indikator adalah zat yang dapat berubah warna  dalam lingkungan yang berbeda. Contoh indikator adalah kertas lakmus.  Kertas lakmus  ada  berwarna merah dan ada berwarna biru. Lakmus merah berwarna merah  dalam asam dan biru dalam  basa, sedangkan  lakmus biru  berwarna  biru dalam basa  dan merah dalam asam
           
BAB III : ALAT DAN BAHAN
1)      Kertas Lakmus Merah,
2)      Kertas Lakmus Biru,
3)      Gelas,
4)      Pipet Tetes,
5)      Gunting,
6)      Air Ledeng,
7)      Air Sabun,
8)      Air Detergen,
9)      Air Garam,
10)  Air Gula,
11)  Air Jeruk,
12)  Air Tomat,
13)  Air Kapur,
14)  Air Timun,
15)  Air Apel,
16)  Obat Tetes Mata,
17)  Cuka
18)  Bayclin,
19)  Alkohol,
20)  NaCl,
21)  Pasta Gigi,
22)  Air Cabai,
23)  Air Kopi,
24)  Pupuk Hayati,
25)  Molto.
BAB IV :
1.1  PROSEDUR KERJA
1.      Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk percobaan,
2.      Potong kertas lakmus merah dan biru sepanjang 1cm dengan gunting,
3.      Masukkan larutan yang akan diuji kedalam gelas,
4.      Setelah itu masukkan kertas lakmus merah dan biru kedalam gelas secara bergantian,
5.      Amatilah dan catat hasil percobaan.

2.1              HASIL PERCOBAAN
NO
BAHAN
PERUBAHAN WARNA
KETERANGAN
LAKMUS MERAH
LAKMUS BIRU
1
AIR LEDENG
MERAH
BIRU
NETRAL
2
AIR SABUN
BIRU
BIRU
BASA
3
AIR DETERGEN
BIRU
BIRU
BASA
4
AIR GARAM
MERAH
BIRU
NETRAL
5
AIR GULA
MERAH
BIRU
NETRAL
6
AIR JERUK
MERAH
MERAH
ASAM
7
AIR TOMAT
MERAH
MERAH
ASAM
8
AIR KAPUR
BIRU
BIRU
BASA
9
AIR TIMUN
MERAH
MERAH
ASAM
10
AIR APEL
MERAH
MERAH
ASAM
11
OBAT TETES MATA
BIRU
BIRU
BASA
12
ASAM CUKA
MERAH
MERAH
ASAM
13
 BAYCLIN
BIRU
BIRU
BASA
14
ALKOHOL
BIRU
BIRU
BASA
15
NACL
MERAH
BIRU
NETRAL
16
PASTA GIGI
BIRU
BIRU
BASA
17
PUPUK HAYATI
MERAH
MERAH
ASAM
18
AIR CABAI
MERAH
MERAH
ASAM
19
AIR KOPI
MERAH
MERAH
ASAM
20
MOLTO
MERAH
MERAH
ASAM

BAB V : ANALISIS DATA
Berdasarkan data  diperoleh bahwa  asam cuka  dengan  kertas lakmus merah  berwarna  merah dan  lakmus biru berwarna  merah yang berarti  asam cuka  bersifat asam.  Sedangkan  air sabun menunjukkan  bahwa  lakmus merah berwarna biru dan lakmus biru tetap biru,  yang berarti  air sabun bersifat basa. Larutan NaCl  menunjukkan, lakmus merah tetap merah dan lakmus biru tetap biru, yang berarti bahwa  larutan NaCl  bersifat netral.  Sifat asam dari larutan cuka, akibat dari adanya  konsentrasi ion H+  lebih besar  dari ion OH- sehingga kertas lakmus memberikan warna  merah. Sedangkan  munculnya warna biru  pada lakmus akibat  konsentrasi ion OH- lebih besar  dari konsentrasi ion H+ dalam larutan. Namun, bila konsentrasi ion H+ sama dengan konsentrasi ion OH- , larutan akan bersifat  netral sehingga lakmus merah dan biru  tidak mengalami perubahan seperti yang terjadi pada larutan NaCl. Dengan  demikian  kertas lakmus  dapat dipergunakan untuk menguji  sifat asam basa suatu larutan. 

BAB VI : KESIMPULAN
            Untuk menguji asam basa pada larutan dapat digunakan indikator kertas lakmus. Kertas lakmus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru berwarna merah larutan tersebut berarti bersifat asam. Sedangkan kertas lakmus merah akan berwarna biru dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru itu berarti larutan tersebut bersifat basa. Larutan akan bersifat netral apabila larutan direaksikan dengan sifat asam basa dalam jumlah sama.



BAB VII : DAFTAR PUSTAKA
1.      Viva Pakarindo.Formatif Kimia, untuk SMK/MAK Kelas XI Semester Gasal.
2.      Tentor Ahli UGM dan UNY.2009.Rumus Sakti, untuk SMA kelas X, XI, XII.
3.      Dedi Permana, S.Pd.1994.Intisari Kimia SMU kelas 1,2 dan 3.
4.      Tim Penyusun dari SMA Tarakanita 2.Laporan Asam Basa.pdf.