Selasa, 03 Januari 2012

Biologi : Jaringan Epitel


JARINGAN EPITEL
Jaringan Epitel adalah yang melapisi atau menutupi permukaan tubuh, organ tubuh, rongga tubuh, atau permukaan saluran tubuh hewan. Jaringan epitel yang melapisi permukaan tubuh atau lapisan luar tubuh dinamakan epitelium. Sedangkan jaringan epitel yang membatasi rongga tubuh dinamakan mesotelium, misalnya perikardium, pleura, dan peritonium. Kemudian, jaringan yang membatasi organ tubuh dinamakan endotelium.

Ciri-ciri Jaringan Epitel yaitu :
·         Cellularity, terdiri dari sel yang serupa dan berhubungan satu dengan yang lain dengan ikatan antar sel yang kuat,
·         Polarity, mempunyai dua sisi yang berbeda, satu sisi menghadap ke arah bebas (apeks) dan sisi yang lain berhubungan dengan membran basal (sisi basal),
·         Attachment, melekat pada membran basal,
·         Avascularity, tidak ada pembuluh darah. Nutrisi diperoleh dengan cara difusi,
·         Regeneration, sel yang rusak atau hilang dibagian permukaan akan segera digantikan oleh sel di bagian bawahnya. Regenerasi sel terjadi relatif cepat.
Fungsi Jaringan Epitel
Jaringan epitel secara umum memiliki beberapa fungsi sebagai berikut,
1.      Sebagai pelindung atau proteksi jaringan yang berada di sebelah dalamnya
2.      Sebagai kelenjar, yaitu cairan yang menghasilkan getah. Kelenjar merupakan lekukan dari jaringan epitel dimana pada dindingnya terdapat sel kelenjar. Sel kelenjar adalah sel yang mengambil bahan baku dari darah lalu dibuat menjadi sesuatu. Kelenjar Ekskresi bila zat yang dikeluarkannya untuk dibuang, contohnya urine. Kelenjar sekresi jika zat yang dikeluarkannya untuk digunakan kembali, contohnya enzim-enzim. Kelenjar endokrin bila zat yang dikeluarkan (hormone) langsung ke dalam darah.
3.      Sebagai penerima rangsang atau reseptor, disebut epitel sensori atau neuroepitelium. Epitel sensori kebanyakan berada di alat indra.
4.      Sebagai pintu gerbang lalu lintas zat, berfungsi melakukan penyerapan zat ke dalam tubuh dan mengeluarkan zat dari dalam tubuh. Contohnya pada alveolus paru-paru, jonjot usus, dan nefron ginjal.
Berdasarkan bentuk dan susunannya, jaringan epitel dibedakan sebagai berikut.
(1) Epitel Pipih
1.      Epitel pipih selapis.
Ø  sitoplasma jernih, inti sel bulat terletak di tengah.
Ø  Epitel ini terletak di pleura, alveolus paru-paru, kapsula bowman pada ginjal, lapisan dalam pembuluh darah dan limfa, ruang jantung, selaput bagian dalam telinga, sel ekskresi kecil dari kebanyakan kelenjar.
Ø  Terdiri dari selapis sel berbentuk pipih dan tersusun sangat rapat.
Ø  Adapun fungsi epitel ini antara lain
o   Pelapis bagian dalam rongga dan saluran (endothelium)
o   Tempat difusi zat
o   Tempat filtrasi zat
o   Tempat osmosis zat

2.      Epitel pipih berlapis
Ø  Letaknya pada kulit (dengan zat tanduk), epidermis, rongga mulut, esophagus, laring, vagina, saluran anus, rongga hidung.
Ø  Terdiri dari sel pipih dan tersusun sangat rapat.
Ø  Berfungsi sebagai,
o   Lapisan pelindung terhadap pengaruh luar
o   Lapisan pelindung saluran dalam
o   Penghasil mucus
(2)   Epitel Kubus
1.      Epitel kubus selapis
Ø  Sitoplasmanya jernih atau berbutir-butir.
Ø  Inti sel bulat besar di tengah.
Ø  Terletak di kelenjar keringat dan kelenjar air liur, retina mata, permukaan ovary, dan saluran nefron ginjal.
Ø  Terdiri dari selapis sel yang berbentuk kubus.
Ø  Adapun fungsinya,
o   Lapisan pelindung atau proteksi
o   Tempat penyerapan zat (absorbsi)
o   Penghasil mucus (lendir) / sekresi
2.      Epitel kubus berlapis
Ø  Terletak di kelenjar keringat, kelenjar minyak, ovarium di masa pertumbuhan, buah zakar.
Ø  Terdiri dari berlapis sel berbentuk kubus
Ø  Fungsinya,
o   lapisan pelindung
o   penghasil mucus
(3)   Epitel Batang (Silindris)
1.      Epitel silindris selapis
Ø  Epitel ini memiliki bentuk silinder (tabung), sitoplasmanya jernih atau berbutir-butir.
Ø  Epitel ini memiliki nucleus berbentuk bulat terletak di dekat dasar. Terdapat pada dinding dalam lambung, usus, kandung kencing, kantong empedu, saluran rahim, rahim, saluran pernafasan bagian atas, saluran pencernaan.
Ø  Terdiri dari selapis sel yang berbentuk batang
Ø  Adapun fungsinya,
o   Lapisan pelindung (proteksi)
o   tempat penyerapan zat ( absorbsi)
o   Tempat difusi dan absorbsi zat
o   Melicinkan
2.      Epitel silindris selapis bersilia
Ø  Epitel ini berbentuk seperti epitel silindris berlapis, hanya saja memiliki bulu-bulu getar atau silia.
Ø  Epitel ini dapat ditemukan di dinding dalam rongga hidung, saluran trakea, bronkus, dan dinding dalam saluran oviduct.
Ø  Adapun fungsinya,
o   Penghasil mucus (lendir) untuk menangkap benda asing yang masuk
o   Dengan getaran silia menghalau benda asing yang masuk/ atau melekat pada mucus
3.      Epitel silindris berlapis
Ø  Terletak pada lapisan konjunctiva (lapisan yang selalu basah karena lendir) misalnya pada bagian mata yang berwarna putih, dinding dalam kelopak mata, laring, faring, uretra.
Ø  Terdiri dari berlapis sel yang berbentuk batang
Ø  Berfungsi sebagai,
o   proteksi
o   Penghasil mucus
o   Gerakan zat lewati permukaan
o   Saluran ekskresi kelenjar ludah dan kelenjar susu
4.      Epitel silindris semu berlapis (Epitel silindris bersilia)
Ø  Epitel ini terdiri atas sel-sel epitelium batang yang berekatan satu sama lain dan tidak semua selnya mencapai permukaan sehingga menyerupai epitelium berlapis.
Ø  Terletak pada rongga hidung dan trakea.
Ø  Adapun fungsinya,
o   proteksi
o   sekresi
o   Gerakan zat melalui permukaan
(4)   Epitel Transisional
Ø  Merupakan jaringan epitel berlapis yang bentuk sel-selnya dapat berubah,
Ø  Lokasi : ureter dan kandung kemih
Ø  Fungsinya
o   Memungkinkan perubahan dalam bentuk.
o   Menahan regangan dan tekanan.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan epitel dikelompokkan sebagai berikut.
a)      Jaringan epitelium penutup
Berperan melapisi permukaan tubuh dan jaringan lainnya. Jaringan ini   terdapat di permukaan tubuh, permukaan organ, melapisi rongga, atau merupakan lapisan di sebelah dalam dari saluran yang ada pada tubuh  (sebelah dalam saluran pencernaan dan pembuluh darah). Fungsinya melapisi permukaan tubuh dan jaringan lainnya.
b)      Jaringan   epitelium   kelenjar
Tersusun oleh sel-sel khusus yang mampu menghasilkan sekret dan getah cair (berbeda dari darah dan cairan antarsel).
Berdasarkan tipenya, jaringan epitel kelenjar dapat dibedakan sebagai berikut.
v  Kelenjar tubular sederhana, contoh : kelenjar liberkuhn pada dinding usus vertebrata.
v  Kelenjar tubular melingkar sederhana, contoh : kelenjar keringat.
v  Kelenjar tubular majemuk, contoh : kelenjar ludah dan kelenjar brunner pada usus mamalia.
v  Kelenjar tubular bercabang, contoh : kelenjar fundus pada dinding lambung.
v  Kelenjar alveolar sederhana, contoh : kelenjar mucus pada kulit katak.
v  Kelenjar alveolar bercabang, contoh : kelenjar sabasea (minyak).
v  Kelenjar alveolar majemuk, contoh : kelenjar susu.
v  Kelenjar alveolar dan tubular majemuk, contoh : kelenjar ludah dan submaksilaris.
Berdasarkan cara kelenjar mensekresikan cairannya, kelenjar   dibedakan   menjadi dua, yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin.
1.      Kelenjar eksokrin, merupakan kelenjar yang memiliki saluran pengeluaran untuk menyalurkan hasil sekresinya. Zat sekret dapat berupa enzim, keringat, dan air ludah. Dan berdasarkan sel penyusunnya maka dibagi (2) yaitu uniseluler   (satu sel), contoh sel goblet, yaitu sel epitelium penghasil mukus (lendir) pada lapisan usus halus dan multiseluler (banyak sel).
2.      Kelenjar endokrin, merupakan kelenjar yang tidak memiliki saluran pengeluaran. Sekret yang dihasilkan langsung masuk ke pembuluh darah sehingga disebut juga kelenjar buntu. Sekret yang dihasilkan disebut hormon.     Contoh kelenjarnya adalah     kelenjar   tiroid,  kelenjar    paratiroid,   dan adrenal.

Jumat, 09 Desember 2011

PRAKTIKUM HUKUM ARCHIMEDES {TELUR TENGGELAM, MENGAPUNG DAN MELAYANG}


Bab I : Tujuan Percobaan
Untuk membuktikan peristiwa tenggelam, melayang dan mengapungnya suatu benda dan apa pengaruh garam yang dicampurkan dalam air terhadap keadaan benda tersebut.

Bab II : Landasan Teori
Hukum Archimedes menyatakan sebagai berikut, Sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkannya. Sebuah benda yang tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida akan mendapatkan gaya angkat ke atas yang sama besar dengan berat fluida yang dipindahkan. Besarnya gaya ke atas menurut Hukum Archimedes ditulis dalam persamaan :
FA = p.V.g
Keterangan :
FA = gaya ke atas (N)
V = volume benda yang tercelup (m3)
p = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (N/kg)
Hukum ini juga bukan suatu hukum fundamental karena dapat diturunkan dari hukum newton juga. Bila gaya archimedes sama dengan gaya berat W maka resultan gaya =0 dan benda melayang .
- Bila FA>W maka benda akan terdorong keatas akan melayang
- Jika rapat massa fluida lebih kecil daripada rapat massa telur maka agar telur berada dalam keadaan seimbang,volume zat cair yang dipindahkan harus lebih kecil dari pada volume telur.Artinya tidak seluruhnya berada terendam dalam cairan dengan perkataan lain benda mengapung. Agar benda melayang maka volume zat cair yang dipindahkan harus sama dengan volume telur dan rapatmassa cairan sama dengan rapat rapat massa benda. Jika rapat massa benda lebih besar daripada rapat massa fluida, maka benda akan mengalami gaya total ke bawah yang tidak sama dengan nol. Artinya benda akan jatuh tenggelam. Berdasarkan Hukum Archimedes, sebuah benda yang tercelup ke dalam zat cair akan mengalami dua gaya, yaitu gaya gravitasi atau gaya berat (W) dan gaya ke atas (FA) dari zat cair itu.



Bab III : Alat dan Bahan
Alat :
(1)   Gelas,
(2)   Sendok,
(3)   Tissue.
Bahan :
(1)   Telur,
(2)   Air,
(3)   Garam.

Bab IV : Prosedur Kerja
1)      Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan percobaan.
2)      Gelas diberi air, jangan sampai penuh agar pada saat memasukkan telur airnya tidak tumpah dan dialasi dengan tissue agar tidak basah lantainya.
3)      Pertama-tama telur dimasukkan dalam gelas yang berisi air tanpa campuran garam kemudian amati yang terjadi.
4)      Setelah itu dalam gelas dimasukkan satu sendok garam dan aduk perlahan-lahan sampai merata. Amati keadaan yang terjadi pada telur tersebut.
5)      Masukkan lagi satu sendok garam dan aduk secara perlahan-lahan sampai merata. Amati keadaan yang terjadi pada telur tersebut.
6)      Lakukan seterusnya sampai mendapatkan keadaan telur sesuai yang kita perlukan dan inginkan.
7)      Catatlah hasil pengamatan yang telah dilakukan dan buatlah tabel pengamatan untuk mempermudah untuk memahaminya.
8)      Setelah selesai praktikum bersihkan dan rapikan alat dan bahan sisa praktikum tersebut.
Bab V : Hasil Percobaan

Banyaknya garam (sendok)
Peristiwa yang terjadi
-
Tenggelam
1
Tenggelam
2
Tenggelam
2 1/2
Melayang
3
Terapung
4
Terapung
Bab VI : Analisis Data
  •  Tenggelam

Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika berat benda (W) lebih besar dari gaya ke atas (F­A).
W > FA
pb Vb g  > pf Vf g
pb > pf
Pada saat telur dimasukkan dalam air tak terisi garam maka telur tersebut akan tenggelam karena massa
jenis telur lebih besar daripada massa jenis air. Kemudian air diberi garam 1-2 sendok dan diaduk
secara perlahan-lahan, telur masih juga tenggelam karena massa jenis telur masih lebih besar daripada
massa jenis air.   
  • Melayang

Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang jika berat benda (W) sama dengan gaya ke atas (FA) atau benda  tersebut dalam keadaan setimbang
W = FA
pb Vb g  = pf Vf g
pb = pf
Pada saat air diberi 2 ½ sendok garam dan diaduk secara perlahan-lahan maka telur akan berada pada keadaan melayang. Hal ini terjadi karena massa jenis air sama dengan massa jenis telur. Garam disini berfungsi untuk memperbesar massa jenis air.   
  • Terapung

Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika berat benda (W) lebih kecil dari gaya ke atas (FA).
W > FA
pb Vb g  > pf Vf g
pb > pf
Pada saat air diberi 3-4 sendok garam dan diaduk secara perlahan-lahan maka telur itu akan terapung karena massa jenis air lebih besar daripada massa jenis telur. Hal ini terjadi karena semakin banyak garam yang diberikan maka semakin besar pula massa jenis zat cairnya atau air.

Bab VII : Kesimpulan
a)    Benda tenggelam karena massa jenis telur > massa jenis air.
b)   Benda melayang karena massa jenis telur = massa jenis air.
c)   Benda terapung karena massa jenis telur  < massa jenis air.
d)  Garam berfungsi untuk memperbesar massa jenis air dengan begitu semakin banyak garam yang diberikan maka semakin besar pula massa jenis airnya.
  
Bab VIII : Saran
1)      Pada saat mengaduk air yang dicampur dengan garam sebaiknya aduk secara perlahan-lahan agar telurnya tidak pecah.
2)      Pada saat pemberian garam harus berhati-hati agar mendapatkan keadaan tenggelam, melayang dan terapung.
3)      Gunakanlah gelas yang berwarna bening agar mudah untuk mengamati percobaan yang dilakukan.