Jumat, 06 Januari 2012

siklus ovarium


            Dalam ovarium terdapat sel-sel telur muda yang dikelilingi oleh sel gepeng bangunan ini disebut folikel premordial. Sebelum pubertas ovarium masih dalam keadaan istirahat karena adanya pengaruh salah satu hormon dari lobus anterior hipofisis, yaitu hormon FSH (Follicle Stimulating Hormon) yang berfungsi merangsang pematangan sel telur dan pembentukan hormon estrogen, hormon estrogen berfungsi sebagai penghambat terbentuknya FSH dan membentuk LH (luteinizing hormone), dan LH berfungsi untuk merangsang terjadinya ovulasi. Dengan dipengaruhi oleh FSH maka beberapa folikel primodial akan tumbuh, namun hanya akan ada satu yang masak dan menjadi pecah (ovulasi) sedangkan yang lainnya mati.
            Proses pemasakan folikel premordial terjadi sebagai berikut. Mula-mula sel-sel sekeliling ovum berlipat ganda kemudian timbul diantara sel-sel rongga yang berisi cairan follikuli. Ovum terdesak ke pinggir dan terdapat di tengah tumpukan sel yang menonjol ke dalam rongga follikel. Antara sel telur dan sel sekitarnya terdapa zona pellucida. Sel-sel granulosa lainnya membatasi ruang follikel yang disebut membran.
            Dengan tumbuhnya follikel jaringan ovarium sekitar follikel terdesak keluar dan membentuk dua lapisan, yaitu theca interna yang banyak mengandung pembuluh darah dan theca eksterna yang terdiri dari jaringan ikat padat. Follikel yang telah masak disebut follikel de Graaf yang menghasilkan hormon estrogen.


            Siklus Ovarium terdiri dari (3) tahapan yaitu :
(1)   Fase Follikuler
Hari ke-1 s.d hari ke-10
Pada awal siklus, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan hormon ini akan merangsang pertumbuhan 10–20 folikel namun hanya 1 folikel yang ‘dominan’ yang menjadi matang dan sisanya akan mengalami atresia. Kadar FSH dan LH yang relatif tinggi dipicu oleh penurunan kadar estrogen dan progesteron pada akhir fase sebelumnya. Selama dan segera setelah haid, kadar estrogen relatif rendah namun dengan pertumbuhan folikel kadarnya akan segera meningkat. 
Hari ke-10 s.d hari ke-14
Dengan bertambahnya ukuran folikel, terjadi akumulasi cairan diantara sel granulosa dan menyebabkan terbentuknya anthrum, sehingga folikel primer berubah bentuk menjadi folikel d’graaf, disini oosit menempati posisi excenteric dan dikelilingi oleh 2 – 3 lapisan sel granulosa dan disebut sebagai cumulus oophorus. Dengan semakin matangnya folikel, kadar estrogen menjadi semakin bertambah (terutama dari jenis estradiol) dan mencapai puncaknya 18 jam sebelum ovulasi. Dengan semakin meningkatnya kadar estrogen, produksi FSH dan LH menurun ( umpan balik negatif ) untuk mencegah hiperstimulasi ovarium dan maturasi folikel lainnya. 
(2)   Fase Ovulasi
Hari ke-14
Ovulasi adalah keluarnya sel telur dan follikel de Graaf pecah. Ovulasi terjadi dengan pembesaran folikel yang cepat dan diikuti protrusi permukaan kortek ovarium dan pecahnya folikel menyebabkan keluarnya oosit dan cumulus oophorus yang melekat dengannya. Pada sejumlah wanita Kadang-kadang proses ovulasi ini menimbulkan rasa sakit sekitar fossa iliaka yang dikenal dengan nama ‘mittelschmerz’. Peningkatan kadar estradiol pada akhir midcycle diperkirakan akibat LH surge dan penurunan kadar FSH akan menyebabkan – peristiwa umpan balik positif. Sesaat sebelum ovulasi terjadi penurunan kadar estradiol secara tiba-tiba dan peningkatan produksi progesteron. Korpus luteum graviditatum setelah terjadi ovulasi maka sel telur masuk kedalam tuba dan diangkut ke kavum uteri. Hal ini terjadi pada saat ovulasi ujung ampula tuba menutup permukaan ovarium. Selanjutnya sel telur digerakkan oleh peristaltik dan rambut getar dari sel-sel selaput lendir tuba ke arah kavum uteri, kalau tidak terjadi kehamilan maka sel telur akan mati dan jika terjadi kehamilan terjadilah pertemuan dari sel telur dan sel sperma dalam ampula tuba. Sel telur yang telah dibuahi itu berjalan ke kavum uteri menanamkan diri dalam endometrium.
(3)   Fase Luteal
Hari ke-15 s.d hari ke-28
Sel granulosa yang mengelilingi sel telur yang telah bebas disebut corona radiata. Setelah ovulasi, sel-sel granulosa dari dinding follikel mengalami perubahan dan mengandung zat warna kuning disebut lutein. Dengan demikian sisa follikel yang yang berubah menjadi butir kuning disebut korpus luteum. Corpus luteum merupakan sumber utama dari hormon steroid seksual, estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh ovarium pada fase pasca ovulasi (fase luteal). Korpus luteum bisa menjadi korpus luteum gravidarum atau korpus luteum menstruationum yang mempunyai masa hidup 8 hari setelah berdegenerasi dan diganti dengan jaringan ikat yang menyerupai stroma ovarium. Korpus luteum yang berdegenerasi disebut korpus albikan yang menyebabkan pembentukan hormon progesteron dan estrogen berkurang malahan berhenti sama sekali. Selama fase luteal, kadar gonadotropin tetap rendah sampai terjadi regresi corpus luteum pada hari ke 26 – 28. Bila terjadi konsepsi dan implantasi, corpus luteum tidak akan mengalami regresi oleh karena keberadaanya dipertahankan oleh gonadotropin yang diproduksi oleh trofoblas. Namun, bila tidak terjadi konsepsi dan implantasi, corpus luteum akan mengalami regresi dan siklus haid akan mulai berlangsung kembali. Akibat penurunan kadar hormon steroid, terjadi peningkatan kadar gonadotropin dan siklus haid akan berlangsung kembali. Terbentuknya corpus luteum akan menyebabkan sekresi progesteron terus meningkat dan terjadi pula kenaikan kadar estradiol berikutnya. Sehingga endometrium lebih tebal dan berubah menjadi desidua yang menyebabkan selama kehamilan berlangsung tidak terjadi haid. Perubahan terhadap endometrium dipengaruhi oleh kejadian-kejadian dalam ovarium dan kejadian dalam ovarium dipengaruhi oleh kelenjar yang lebih tinggi kedudukannya yaitu kelenjar hipofise.