Dalam ovarium
terdapat sel-sel telur muda yang dikelilingi oleh sel gepeng bangunan ini
disebut folikel premordial. Sebelum
pubertas ovarium masih dalam keadaan istirahat karena adanya pengaruh salah
satu hormon dari lobus anterior hipofisis, yaitu hormon FSH (Follicle
Stimulating Hormon) yang berfungsi merangsang pematangan sel telur dan
pembentukan hormon estrogen, hormon estrogen berfungsi sebagai penghambat
terbentuknya FSH dan membentuk LH (luteinizing hormone), dan LH berfungsi untuk
merangsang terjadinya ovulasi. Dengan dipengaruhi oleh FSH maka beberapa
folikel primodial akan tumbuh, namun hanya akan ada satu yang masak dan menjadi
pecah (ovulasi) sedangkan yang lainnya mati.
Proses
pemasakan folikel premordial terjadi sebagai berikut. Mula-mula sel-sel
sekeliling ovum berlipat ganda kemudian timbul diantara sel-sel rongga yang
berisi cairan follikuli. Ovum terdesak ke pinggir dan terdapat di tengah
tumpukan sel yang menonjol ke dalam rongga follikel. Antara sel telur dan sel
sekitarnya terdapa zona pellucida. Sel-sel granulosa lainnya membatasi ruang
follikel yang disebut membran.
Dengan
tumbuhnya follikel jaringan ovarium sekitar follikel terdesak keluar dan
membentuk dua lapisan, yaitu theca interna yang banyak mengandung pembuluh darah
dan theca eksterna yang terdiri dari jaringan ikat padat. Follikel yang telah
masak disebut follikel de Graaf yang menghasilkan hormon estrogen.
Siklus
Ovarium terdiri dari (3) tahapan yaitu :
(1)
Fase Follikuler
Hari
ke-1 s.d hari ke-10
Pada
awal siklus, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan hormon ini akan
merangsang pertumbuhan 10–20 folikel namun hanya 1 folikel yang ‘dominan’ yang
menjadi matang dan sisanya akan mengalami atresia. Kadar FSH dan LH yang
relatif tinggi dipicu oleh penurunan kadar estrogen dan progesteron pada akhir
fase sebelumnya. Selama dan segera setelah haid, kadar estrogen relatif rendah
namun dengan pertumbuhan folikel kadarnya akan segera meningkat.
Hari
ke-10 s.d hari ke-14
Dengan
bertambahnya ukuran folikel, terjadi akumulasi cairan diantara sel granulosa
dan menyebabkan terbentuknya anthrum, sehingga folikel primer berubah
bentuk menjadi folikel d’graaf, disini oosit menempati posisi excenteric
dan dikelilingi oleh 2 – 3 lapisan sel granulosa dan disebut sebagai cumulus
oophorus. Dengan semakin matangnya folikel, kadar estrogen menjadi semakin
bertambah (terutama dari jenis estradiol) dan mencapai puncaknya 18 jam sebelum
ovulasi. Dengan semakin meningkatnya kadar estrogen, produksi FSH dan LH
menurun ( umpan balik negatif ) untuk mencegah hiperstimulasi ovarium
dan maturasi folikel lainnya.
(2)
Fase Ovulasi
Hari
ke-14
Ovulasi
adalah keluarnya sel telur dan follikel de Graaf pecah. Ovulasi terjadi dengan
pembesaran folikel yang cepat dan diikuti protrusi permukaan kortek ovarium dan
pecahnya folikel menyebabkan keluarnya oosit dan cumulus oophorus yang melekat
dengannya. Pada sejumlah wanita Kadang-kadang proses ovulasi ini menimbulkan
rasa sakit sekitar fossa iliaka yang dikenal dengan nama ‘mittelschmerz’. Peningkatan
kadar estradiol pada akhir midcycle diperkirakan akibat LH surge dan
penurunan kadar FSH akan menyebabkan – peristiwa umpan balik positif. Sesaat
sebelum ovulasi terjadi penurunan kadar estradiol secara tiba-tiba dan
peningkatan produksi progesteron. Korpus luteum graviditatum setelah terjadi
ovulasi maka sel telur masuk kedalam tuba dan diangkut ke kavum uteri. Hal ini
terjadi pada saat ovulasi ujung ampula tuba menutup permukaan ovarium.
Selanjutnya sel telur digerakkan oleh peristaltik dan rambut getar dari sel-sel
selaput lendir tuba ke arah kavum uteri, kalau tidak terjadi kehamilan maka sel
telur akan mati dan jika terjadi kehamilan terjadilah pertemuan dari sel telur
dan sel sperma dalam ampula tuba. Sel telur yang telah dibuahi itu berjalan ke
kavum uteri menanamkan diri dalam endometrium.
(3)
Fase Luteal
Hari
ke-15 s.d hari ke-28
Sel granulosa yang mengelilingi sel telur yang telah bebas disebut
corona radiata. Setelah ovulasi, sel-sel granulosa dari dinding follikel
mengalami perubahan dan mengandung zat warna kuning disebut lutein. Dengan
demikian sisa follikel yang yang berubah menjadi butir kuning disebut korpus
luteum. Corpus luteum merupakan sumber utama
dari hormon steroid seksual, estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh
ovarium pada fase pasca ovulasi (fase luteal). Korpus luteum bisa menjadi
korpus luteum gravidarum atau korpus luteum menstruationum yang mempunyai masa
hidup 8 hari setelah berdegenerasi dan diganti dengan jaringan ikat yang
menyerupai stroma ovarium. Korpus luteum yang berdegenerasi disebut korpus
albikan yang menyebabkan pembentukan hormon progesteron dan estrogen berkurang
malahan berhenti sama sekali. Selama fase luteal, kadar gonadotropin tetap
rendah sampai terjadi regresi corpus luteum pada hari ke 26 – 28. Bila terjadi
konsepsi dan implantasi, corpus luteum tidak akan mengalami regresi oleh karena
keberadaanya dipertahankan oleh gonadotropin yang diproduksi oleh trofoblas. Namun,
bila tidak terjadi konsepsi dan implantasi, corpus luteum akan mengalami
regresi dan siklus haid akan mulai berlangsung kembali. Akibat penurunan kadar
hormon steroid, terjadi peningkatan kadar gonadotropin dan siklus haid akan
berlangsung kembali. Terbentuknya corpus luteum akan menyebabkan sekresi
progesteron terus meningkat dan terjadi pula kenaikan kadar estradiol
berikutnya. Sehingga endometrium lebih tebal dan berubah menjadi desidua yang
menyebabkan selama kehamilan berlangsung tidak terjadi haid. Perubahan terhadap
endometrium dipengaruhi oleh kejadian-kejadian dalam ovarium dan kejadian dalam
ovarium dipengaruhi oleh kelenjar yang lebih tinggi kedudukannya yaitu kelenjar
hipofise.