Rabu, 28 Mei 2014

PENDAFTARAN MAHASISWA BARU UNIVERSITAS HINDU INDONESIA DENPASAR

MENERIMA MAHASISWA BARU TAHUN AKADEMIK 2014/2015

JL SANGALANGIT, TEMBAU, PENATIH-DENPASAR
WEBSITE : www.unhi.ac.id

  • FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN
    1. PRODI ILMU FILSAFAT HINDU
    2. PRODI HUKUM AGAMA HINDU
  • FAKULTAS EKONOMI
    1. PRODI MANAJEMEN
    2. PRODI AKUNTANSI
  • FAKULTAS MIPA
    1. PRODI BIOLOGI (tersedia beasiswa Bidikmisi, PPA, dll)
  • FAKULTAS TEKNIK
    1. PRODI TEKNIK SIPIL
    2. PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA (TEKNIK PLANOLOGI)
  • FAKULTAS KESEHATAN
    1. PRODI KESEHATAN AYURWEDA
  • FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA DAN SENI
    1. PRODI PENDIDIKAN AGAMA HINDU
    2. PRODI PENDIDIKAN SENI TARI KEAGAMAAN HINDU
    3. PRODI PENDIDIKAN SENI KARAWITAN KEAGAMAAN HINDU
    4. PRODI PENDIDIKAN SENI RUPA DAN ORNAMEN KEAGAMAAN HINDU

WAKTU PENDAFTARAN

GELOMBANG I  : 01 MARET 2014 s.d 04 JUNI 2014
TESTING           : 07 JUNI 2014, (09.00-12.00 WITA)

GELOMBANG II : 09 JUNI 2014 s.d 10 JULI 2014
TESTING           : 12 JULI 2014, (09.00-12.00 WITA)




Kamis, 22 Mei 2014

MATEMATIKA : LIMIT FUNGSI ALJABAR

RAGAM PISANG PASAR KETAPIAN, DENPASAR

FISIKA : DINAMIKA

ASAL MULA PANCASILA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Dalam rangka menumbuhkan kesadaran secara bersama-sama dan bersatu mempertahankan keutuhan bangsa dan tanah air maka diperlukan pendidikan sejarah dan asal-usul Pancasila. Pemahaman pancasila dalam aspeks sejarah memang sangat berguna dalam perwujudan kehidupan mayarakat berbangsa yang didasari dengan nilai kebersamaan, persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan tata budaya bangsa Indonesia. Sejarah pancasila juga merupakan bagian dari proses sosialisasi budaya nasional yang berasal dari kebhinekaan tata budaya daerah, yang telah menyatu dan diakui keeksistensiannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui pengembangan proses kehidupan berbudayadan mempersiapkan kematangan pola pikir, sikap dan perilaku manusia.
Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.
Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian Pancasila itu, perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.


1.2         Rumusan Masalah
1.        Apakah arti dari Pancasila?
2.        Darimanakah asal mula adanya Pancasila?
3.        Bagaimanakah sejarah lahirnya Pancasila?
4.        Apakah arti dari simbol-simbol yang ada dalam Garuda Pancasila?

1.3         Tujuan Penyusunan
1.        Mampu menjabarkan arti dari kata Pancasila.
2.        Mampu menjelaskan asal mula adanya Pancasila.
3.        Mampu menjelaskan pandangan Pancasila dalam Tri Prakara.
4.        Mampu mendeskripsikan arti dari simbol-simbol yang ada dalam Garuda Pancasila.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pengertian Pancasila
Pancasila dilihat dari Bahasa (Etimologi), Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta dan memiliki dua pengertian, yaitu :
1.      Panca artinya “Lima” dan Sila dengan vocal i pendek artinya “Batu Sendi” atau “Dasar”
2.      Panca artinya “Lima” dan Sila dengan vocal i panjang artinya “Peraturan tingkah laku yang baik atau yang senonoh”
Jadi, secara Bahasa, kata Pancasila dengan vocal i pendek memiliki makna “Berbatu sendi lima” atau “Dasar yang memiliki lima unsur”. Adapun kata Pancasila dengan vocal i panjang bermakna “Lima aturan tingkah laku yang baik”. Pancasila yang dimaksudkan bangsa Indonesia sekarang adalah Pancasila dengan vocal i pendek, yakni Dasar yang memiliki 5 unsur.
Sejak zaman dahulu, nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengenal istilah Pancasila. Sebenarnya, perkataan Pancasila pada awalnya terdapat dalam kepustakaan Buddha dan India. Dalam ajaran Buddha terdapat ajaran moral yang harus dilaksanakan oleh para penganutnya untuk mencapai kesempurnaan hidup. Setiap golongan berbeda kewajiban moralnya. Ajaran moral tersebut meliputi Dasasyila, Saptasyila, dan Pancasyila.
Dengan masuknya kebudayaan India ke Indonesia melalui penyebaran agama Hindu dan Buddha, maka ajaran Pancasyila pun masuk kedalam kepustakaan Jawa, terutama pada masa Kerajaan Majapahit dibawah kekuasaan Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada.Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama dari dasar negara kita, Negara Republik Indonesia. Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV yang terdapat dalam buku Nagara Kertagama karangan Mpu Prapanca dan buku Sutasoma karangan Mpu Tantular, dalam buku Sutasoma ini, selain mempunyai arti “Berbatu sendi yang lima” (dari bahasa Sanskerta) Pancasila juga mempunyai arti “Pelaksanaan kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama)juga sering disebut dengan istilah “Ma Limo” yakni :
1.      Dilarang Mateni (Membunuh)
2.      Dilarang Maling (Mencuri)
3.      Dilarang Madon (Berzina)
4.      Dilarang Mabok (Minum-minuman keras)
5.      Dilarang Main (Berjudi)

2.2         Asal Mula Pancasila
Mengenai asal mula Pancasila, Prof. Dr., Drs. Notonagoro, S.H. dalam bukunya Pancasila secara Ilmiah Populer (1975) menyebutkan ada beberapa macam asal mula atau sebab-musabab Pancasila dapat dipakai falsafah negara, yakni causa materialis, causa formalis, sebagai sambungan dari causa formalis dan causa finalis, causa efisien atau asal mula.
1.      Causa Materialis
Artinya asal mula bahan, yaitu bangsa Indonesia sebagai bahan terdapat dalam adat kebiasaan, kebudayaan dan dalam agama-agamanya.
2.      Causa Formalis
Artinya asal mula bentuk atau bangun dan causa finalis atau asal mula tujuan, yaitu Bung Karno dan Bung Hatta sebagai pembentuk negara, BPUPKI adalah asal mula bentuk atau bangun atau asal mula tujuan Pancasila sebagai calon dasar filsafat negara.
3.      Sebagai Sambungan dari Causa Formalis dan Causa Finalis
Artinya adalah sembilan orang anggota BPUPKI termasuk Bung Karno dan Bung Hatta, sebagai asal mula sambungan dalam asal mula bentuk maupun asal mula tujuan Pancasila sebagai calon dasar filsafat negara. Dengan cara menyusun rencana pembukaan UUD 1945, yang didalamnya terdapat Pancasila dan juga BPUPKI menerima rencana tersebut dengan perubahan.
4.      Causa Efisien atau Asal Mula Karya
Artinya adalah PPKI yang menjadikan Pancasila sebagai dasar filsafat negara, (sebelum ditetapkan PPKI, istilahnya masih calon dasar filsafat negara).
Selanjutnya, dijelaskan bahwa berdasarkan teori causa materialis dapat digambarkan pada kenyataan, yaitu kondisi sebelum diproklamirkan negara, perumusan menjadi dasar kerohanian atau dasar filsafat negara RI pada masa perjuangan kemerdekaan dengan dimulainya sidang-sidang BPUPKI, kemudian melalui penyampaian tokoh-tokoh, diantaranya Mr. Moh. Yamin, Prof. Soepomo dan Ir. Soekarno pada tanggal 29 Mei, 31 Mei dan 01 Juni 1945
Berdasarkan teori Causa Formalis dan Causa Finalis, digambarkan sebagaikondisi yang ada pada saat perumusan rancangan-rancangan mukadimah hukum dasar yang merupakan hasil perumusan tanggal, 22 Juni 1945 dan kemudian bisa diterima oleh anggota BPUPKI pada tanggal, 10 Juli 1945, saat sidang terakhir.
Untuk memenuhi teori efisiensi, dapat ditunjukkan melalui kondisi sesudah masa proklamasi kemerdekaan RI, yang kegiatan lembaga BPUPKI telah beralih ke lembaga PPKI dengan tugas berbeda, yaitu meletakkan dasar negara, pembukaan UUD dan UUD RI 1945.

2.3         Sejarah Lahirnya Pancasila
1)      Pancasila dalam Konteks Sejarah Bangsa
ü  Zaman Kuno
Sejak adanya kerajaan-kerajaan di nusantara dan masuknya agama Hindu, Budha, dan Islam unsur-unsur Pancasila sudah ada di masyarakat, yaitu terkait dengan sistem kepercayaan.
ü  Zaman Kolonial
àMasuknya Belanda: VOC (1602), perlawanan rakyat abad XVII-XIX bersifat kedaerahan dan lokal, sehingga mudah dipatahkan.
àPerlawanan rakyat abad XX, ditandai :
·         Munculnya paham nasionalisme, liberalisme, dan demokrasi.
·         Pengaruh kemenangan bangsa Asia terhadap Eropa.
·         Munculnya Pergerakan nasional Indonesia.
·         Tumbuhnya organisasi Modern.
·         Sumpah Pemuda.
·         Penjajahan Jepang (sidang BPUPKI I dan II dan pembentukan PPKI).
ü  Proklamasi 17 Agustus 1945
Penetapan Pancasila dalam UUD 1945 (sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945)
2)      Sejarah Perumusan Pancasila
Ø  Pembentukan BPUPKI
Jepang memberi janji kepada Indonesia bahwa akan diberi merdeka pada tanggl 24 Agustus 1945, sehingga untuk mewujudkan janji tersebut berdirilah BPUPKI (Dokuritsu Zyunbii Tioosakai).Badan ini beranggota 60 orang, diketuai dr. Radjiman Wedjodiningrat, dan wakil ketua Raden Panji Soeroso serta Ichubangasa (Jepang).
A.    Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945)
Agenda sidang dalam pertemuan ini adalah membicarakan tentang landasan-landasan bernegara, atau dasar-dasar Indonesia merdeka. Dalam kesempatan ini:
àMoh. Yamin (29 Mei 1945) mengusulkan dasar Indonesia merdeka, yaitu: Peri kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri kerakyatan, Kesejahteraan rakyat.
àMr. Soepomo (31 Mei 1945) memaparkan 3 teori, yaituNegara individualistik, atau negara yang disusun atas dasar kontrak sosial dari warganya dengan mengutamakan kepentingan individu sebagaimana diajarkan oleh Thomas Hobbes, John Locke, Jean Jacques Rousseau, Hebert Spencer, dan H.J Laski.Negara golongan (class theori) yang diajarkan Marx, Engels, dan Lenin. Negara Integralistik, yaitu negara tidak boleh memihak pada salah satu golongan, tetapi berdiri di atas semua kepentingan (Spinoza, Adam Muller, dan Hegel).Dalam hal ini Soepomo menolak negara individualistik dan negara golongan, namun mengusulkan negara integralistik (negara persatuan), yaitu negara satu untuk semua orang.
àIr. Soekarno (1 Juni 1945) mengusulkan bahwa dasar Indonesia yang dimaksud adalah philosophishe gronslag (filsafat, fundamen, dan pikiran yang sedalam-dalamnya yang di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka). Dasar yang diusulkan yaitu: Kebangsaan atau Nasionalisme, Kemanusiaan (internasionalisme), Musyawarah, mufakat, perwakilan, Kesejahteraan sosial, Ketuhanan yang berkebudayaan.Kelima prinsip tersebut diberi nama Pancasila. Menurut Soekarno, jika yang lima tidak disetujui, dapat diperas menjadi Trisila (Sosio Nasionalisme, Sosio Demokratis, dan Ketuhanan). Selanjutnya, jika yang tiga juga tidak disenangi, dapat diperas menjadi Ekasila, yaitu Gotong-royong, dan inilah dasar asli bangsa Indonesia.
àPada tanggal 1 Juni 1945 juga dibentuk panitia Kecil yang beranggotakan 8 orang meliputi: Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Sutardjo, A. Wachid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Oto Iskandardinata, Moh. Yamin, dan Mr. A.A. Maramis. Tugas panitia 8 ini adalah menampung dan mengidentifikasi usulan anggota BPUPKI. Berdasarkan usulan yang masuk diketahui, ada perbedaan usulan tentang dasar negara. Golongan Islam menghendaki negara berdasar syariat Islam, sedang golongan nasionalis menghendaki negara tidak berdasarkan hukum agama tertentu.
Untuk mengatasi perbedaan ini, dibentuklah Panitia Kecil 9 orang, yang anggotanya berasal dari golongan Islam dan golongan Nasionalis, yaitu : Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Yamin, Mr. A.A. Maramis, Ahmad Soebardjo, Abikusno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakkir, A. Wachid Hasyim, dan H. Agus Salim. Panitia Sembilan bersidang tanggal 22 Juni 1945, menghasilkan kesepakatan dasar negara yang tertuang dalam alinea keempat rancangan Preambule, yaitu “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Isi selengkapnya kesepakatan itu disebut Rancangan Preambule Hukum Dasar. Mr. Moh. Yamin mempopulerkan kesepakatan tersebut dengan nama “Piagam Jakarta”.
B.     Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli) 1945, menghasilkan:
Dasar negara yang disepakati, yaitu Pancasila seperti dalam Piagam Jakarta.Bentuk negara republik (hasil kesepakatan dari 55 suara dari 64 yang hadir).Wilayah Indonesia disepakati meliputi wilayah Hindia Belanda + Timor Timur + Malaka (39 suara). Dibentuk tiga panitia kecil :
àPanitia Perancang UUD, diketuai Ir. Soekarno.
àPanitia Ekonomi dan Keuangan, diketuai Moh. Hatta.
àPanitia Pembela Tanah Air, diketuai Abikusno Tjokrosoejoso.
Ø  Pembentukan PPKI (Dokuritsu Zyubbii Inkai)
Pada tanggal 9 Agustus 1945 PPKI dibentuk dalam rangka mempersiapkan Indonesia Merdeka dan intinya mengesahkan dasar negara dan UUD 1945, dengan ketua Ir. Soekarno, wakil ketua Moh. Hatta, jumlah anggota 21 orang.Selanjutnya, anggota PPKI ditambah 6 orang anggota wakil golongan, yaitu: Wiranatakusuma, Ki Hadjar Dewantara, Mr. Kasman Singodimejo, Sajuti Melik, Mr. Iwa Kusumasumantri, dan Mr. Achmad Soebardjo.
Jadi, PPKI berfungsi sebagai komite nasional pembentuk negara.
àProklamasi kemerdekaan
Jepang menyerah pada sekutu kemudian Golongan pemuda (Soekarni, Adam Malik, Kusnaini, Sutan Sjahrir, Soedarsono, Soepomo, dan kawan-kawan meminta Sukarno untuk segera mengumumkan kemerdekaan RI. Sebaliknya, golongan tua masih banyak berpikir dan pertimbangan. Setelah terjadi pembicaraan yang alot terjadilah kesepakatan di Rengesdengklok dan Proklamasi dilaksanakan hari Jumat, 17 Agustus oleh Sukarno dan Mohammad Hatta di Jakarta.
àSidang Pertama PPKI (18 Agustus 1945)
Sore hari setelah proklamasi datang opsir Jepang ke rumah Bung Hatta menyampaikan keberatan wakil Indonesia bagian timur terhadap tujuh kata dalam sila pertama Piagam Jakarta.Sebelum sidang, Bung Hatta menemui wakil-wakil Islam, akhirnya disepakati untuk menghilangkan tujuh kata tersebut dengan mengubahnya menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Setelah itu terjadi pengesahkan UUD 1945. Selanjutnya, menetapkan Ir. Soekarno menjadi Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakilnya.Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bertugas mendampingi presiden dan wakil presiden sampai terbentuk MPR dan DPR.

2.4         Arti Simbol-Simbol Garuda Pancasila
Garuda Pancasila terdiri atas tiga komponen utama, yakni Burung Garuda, perisai dan pita putih.
1.      Burung Garuda
Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari Mitologi Hindu yang berasal dari India dan berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke-6. Burung Garuda itu sendiri melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada burung garuda itu melambangkan kemegahan atau kejayaan.
ü  Pada burung garuda,Jumlah masing-masing sayap bulunya berjumlah 17 yang mempunyai makna, tanggal kemerdakaan negara kita yakni tanggal 17.
ü  Bulu ekor memiliki jumlah 8 yang melambangkan bulan kemerdekaan negara kita bulan Agustus yang merupakan bulan ke-8.
ü  Dan bulu-bulu di pangkal ekor atau  perisai berjumlah 19 helai dan di lehernya berjumlah 45 helai.Sehingga kesemua jumlah bulu yang ada di setiap bagiannya melambangkan tanggal kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945.
ü  Kepala Burung Garuda yang menoleh ke kanan mungkin karena pemikiran orang zaman dahulu yang ingin Indonesia menjadi negara yang benar dan bermaksud agar Indonesia tidak menempuh jalan yang salah. Dan anggapan bahwa arah ke kanan adalah arah yang baik lah yang membuat kepala Garuda dibuat menghadap ke kanan. Biasanya banyak anggapan yang mengatakan bahwa jalan yang benar itu dilambangkan dengan arah kanan, makanya kepala garuda Indonesia selalu mengarah ke kanan.
ü  Sayap yang membentang adalah siap terbang ke angkasa.Burung Garuda dengan sayap yang mengembang siap terbang ke angkasa, melambangkan dinamika dan semangat untuk menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara Indonesia.
2.    Perisai
Perisai yang dikalungkan melambangkan pertahanan Indonesia. Pada perisai itu mengandung lima buah simbol yang masing-masing simbol melambangkan sila-sila dari dasar negara Pancasila.
ü  Bagian tengah terdapat simbol bintang bersudut lima yang melambangkan sila pertama Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa. Lambang bintang dimaksudkan sebagai sebuah cahaya, seperti layaknya Tuhan yang menjadi cahaya kerohanian bagi setiap manusia. Sedangkan latar berwarna hitam melambangkan warna alam atau warna asli, yang menunjukkan bahwa Tuhan bukanlah sekedar rekaan manusia, tetapi sumber dari segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.
ü  Di bagian kanan bawah terdapat rantai yang melambangkan sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkait membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.
ü  Di bagian kanan atas terdapat gambar pohon beringin yang melambangkan sila ketiga, Persatuan Indonesia. Pohon beringin digunakan karena pohon beringin merupakan pohon yang besar di mana banyak orang bisa berteduh di bawahnya, seperti halnya semua rakyat Indonesia bisa "berteduh" di bawah naungan negara Indonesia. Selain itu, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke mana-mana, namun tetap berasal dari satu pohon yang sama, seperti halnya keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.
ü  Kemudian, di sebelah kiri atas terdapat gambar kepala banteng yang melambangkan sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Lambang banteng digunakan karena banteng merupakan hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah di mana orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.
ü  Dan di sebelah kiri bawah terdapat padi dan kapas yang melambangkan sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas digunakan karena merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran yang merupakan tujuan utama bagi sila kelima ini.
ü  Ditengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan garis khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu negara tropis yang di lintasi garis khatulistiwa yang membentang dari timur ke barat.
ü  Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaan Indonesia “Merah-Putih”. Merah berarti berani dan putih berarti suci. Sedangkan bagian tengahnya berwarna dasar hitam berarti warna alam atau warna asli.
3.      Pita Putih
Pada bagian bawah Garuda Pancasila, terdapat pita putih yang dicengkeram, yang bertuliskan " BHINNEKA TUNGGAL IKA " yang ditulis dengan huruf latin, yang merupakan semboyan negara Indonesia. Kata “Bhineka” berarti beraneka ragam atau berbeda-beda, Kata “Tunggal” berarti satu, dan Kata “Ika” berarti itu. Perkataan bhinneka tunggal ika merupakan kata dalam Bahasa Jawa Kuno yang berarti " berbeda-beda tetapi tetap satu jua ". Perkataan itu diambil dari Kakimpoi Sutasoma karangan Mpu Tantular, seorang pujangga dari Kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Perkataan itu menggambarkan persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau, ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan, bahasa, serta agama.



BAB III
PENUTUP

3.1         Simpulan
1.     Pancasila yang dimaksudkan bangsa Indonesia sekarang adalah Pancasila dengan vocal i pendek, yakni Dasar yang memiliki 5 unsur.
2.   Mengenai asal mula Pancasila, Prof. Dr., Drs. Notonagoro, S.H. dalam bukunya Pancasila secara Ilmiah Populer (1975) menyebutkan ada beberapa macam asal mula atau sebab-musabab Pancasila dapat dipakai falsafah negara, yakni causa materialis, causa formalis, sebagai sambungan dari causa formalis dan causa finalis, causa efisien atau asal mula.
3.  Sejarah lahirnya Pancasila dapat meliputi konteks sejarah bangsa Indonesia (zaman kuno dan penjajahan), sejarah perumusan Pancasila (pembentukan BPUPKI dan PPKI).
4.  Arti simbol-simbol garuda Pancasila mulai dari arah kepala garuda yang menoleh kekanan (kebenaran), jumlah bulu burung garuda(tanggal, bulan, tahun kemerdekaan), perisai (lambang sila-sila pancasila), dan pita putih yang bertulisan bhineka tunggal ika (berbeda-beda tapi tetap satu jua).

3.2         Saran
1.      Diharapkan pembaca mampu lebih memahami arti dari kata Pancasila itu sendiri.
2.      Diharapkan pembaca mampu memahami asal mula Pancasila.
3.      Diharapkan pembaca mampu nantinya menjelaskan dan memahami sejarah lahirnya Pancasila secara lebih terperinci.
4.      Diharapkan pembaca selalu mengingat arti dari simbol-simbol garuda Pancasila.



DAFTAR PUSTAKA

Setijo, Pandji.___. Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa Edisi ke-2. Grasindo : Jakarta.
Setijo, Pandji.___. Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa. Grasindo : Jakarta.
pdf. Materi Pancasila 2/9/9/2012. dilihat tanggal (25-11-2013)