Jumat, 09 Desember 2011

PRAKTIKUM HUKUM ARCHIMEDES {TELUR TENGGELAM, MENGAPUNG DAN MELAYANG}


Bab I : Tujuan Percobaan
Untuk membuktikan peristiwa tenggelam, melayang dan mengapungnya suatu benda dan apa pengaruh garam yang dicampurkan dalam air terhadap keadaan benda tersebut.

Bab II : Landasan Teori
Hukum Archimedes menyatakan sebagai berikut, Sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkannya. Sebuah benda yang tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida akan mendapatkan gaya angkat ke atas yang sama besar dengan berat fluida yang dipindahkan. Besarnya gaya ke atas menurut Hukum Archimedes ditulis dalam persamaan :
FA = p.V.g
Keterangan :
FA = gaya ke atas (N)
V = volume benda yang tercelup (m3)
p = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (N/kg)
Hukum ini juga bukan suatu hukum fundamental karena dapat diturunkan dari hukum newton juga. Bila gaya archimedes sama dengan gaya berat W maka resultan gaya =0 dan benda melayang .
- Bila FA>W maka benda akan terdorong keatas akan melayang
- Jika rapat massa fluida lebih kecil daripada rapat massa telur maka agar telur berada dalam keadaan seimbang,volume zat cair yang dipindahkan harus lebih kecil dari pada volume telur.Artinya tidak seluruhnya berada terendam dalam cairan dengan perkataan lain benda mengapung. Agar benda melayang maka volume zat cair yang dipindahkan harus sama dengan volume telur dan rapatmassa cairan sama dengan rapat rapat massa benda. Jika rapat massa benda lebih besar daripada rapat massa fluida, maka benda akan mengalami gaya total ke bawah yang tidak sama dengan nol. Artinya benda akan jatuh tenggelam. Berdasarkan Hukum Archimedes, sebuah benda yang tercelup ke dalam zat cair akan mengalami dua gaya, yaitu gaya gravitasi atau gaya berat (W) dan gaya ke atas (FA) dari zat cair itu.



Bab III : Alat dan Bahan
Alat :
(1)   Gelas,
(2)   Sendok,
(3)   Tissue.
Bahan :
(1)   Telur,
(2)   Air,
(3)   Garam.

Bab IV : Prosedur Kerja
1)      Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan percobaan.
2)      Gelas diberi air, jangan sampai penuh agar pada saat memasukkan telur airnya tidak tumpah dan dialasi dengan tissue agar tidak basah lantainya.
3)      Pertama-tama telur dimasukkan dalam gelas yang berisi air tanpa campuran garam kemudian amati yang terjadi.
4)      Setelah itu dalam gelas dimasukkan satu sendok garam dan aduk perlahan-lahan sampai merata. Amati keadaan yang terjadi pada telur tersebut.
5)      Masukkan lagi satu sendok garam dan aduk secara perlahan-lahan sampai merata. Amati keadaan yang terjadi pada telur tersebut.
6)      Lakukan seterusnya sampai mendapatkan keadaan telur sesuai yang kita perlukan dan inginkan.
7)      Catatlah hasil pengamatan yang telah dilakukan dan buatlah tabel pengamatan untuk mempermudah untuk memahaminya.
8)      Setelah selesai praktikum bersihkan dan rapikan alat dan bahan sisa praktikum tersebut.
Bab V : Hasil Percobaan

Banyaknya garam (sendok)
Peristiwa yang terjadi
-
Tenggelam
1
Tenggelam
2
Tenggelam
2 1/2
Melayang
3
Terapung
4
Terapung
Bab VI : Analisis Data
  •  Tenggelam

Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika berat benda (W) lebih besar dari gaya ke atas (F­A).
W > FA
pb Vb g  > pf Vf g
pb > pf
Pada saat telur dimasukkan dalam air tak terisi garam maka telur tersebut akan tenggelam karena massa
jenis telur lebih besar daripada massa jenis air. Kemudian air diberi garam 1-2 sendok dan diaduk
secara perlahan-lahan, telur masih juga tenggelam karena massa jenis telur masih lebih besar daripada
massa jenis air.   
  • Melayang

Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang jika berat benda (W) sama dengan gaya ke atas (FA) atau benda  tersebut dalam keadaan setimbang
W = FA
pb Vb g  = pf Vf g
pb = pf
Pada saat air diberi 2 ½ sendok garam dan diaduk secara perlahan-lahan maka telur akan berada pada keadaan melayang. Hal ini terjadi karena massa jenis air sama dengan massa jenis telur. Garam disini berfungsi untuk memperbesar massa jenis air.   
  • Terapung

Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika berat benda (W) lebih kecil dari gaya ke atas (FA).
W > FA
pb Vb g  > pf Vf g
pb > pf
Pada saat air diberi 3-4 sendok garam dan diaduk secara perlahan-lahan maka telur itu akan terapung karena massa jenis air lebih besar daripada massa jenis telur. Hal ini terjadi karena semakin banyak garam yang diberikan maka semakin besar pula massa jenis zat cairnya atau air.

Bab VII : Kesimpulan
a)    Benda tenggelam karena massa jenis telur > massa jenis air.
b)   Benda melayang karena massa jenis telur = massa jenis air.
c)   Benda terapung karena massa jenis telur  < massa jenis air.
d)  Garam berfungsi untuk memperbesar massa jenis air dengan begitu semakin banyak garam yang diberikan maka semakin besar pula massa jenis airnya.
  
Bab VIII : Saran
1)      Pada saat mengaduk air yang dicampur dengan garam sebaiknya aduk secara perlahan-lahan agar telurnya tidak pecah.
2)      Pada saat pemberian garam harus berhati-hati agar mendapatkan keadaan tenggelam, melayang dan terapung.
3)      Gunakanlah gelas yang berwarna bening agar mudah untuk mengamati percobaan yang dilakukan.


KEPEMIMPINAN HINDU


1.1  Pengertian Kepemimpinan
Kata “pemimpin” berasal dari akar kata “pimpin” yang berarti “membimbing, menuntun”. Pemimpin berarti orang yang membimbing atau menuntun orang lain untuk melaksanakan kegiatan guna mencapai tujuan yang telah direncanakan. Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas atau tindakan untuk mempengaruhi serta menggiatkan orang dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan (George Terry, dalam bukunya Principles of management).

2.1  Tujuan Kepemimpinan
·         Untuk menanamkan rasa percaya diri, bahwa sesungguhnya setiap orang adalah pemimpin, setidaknya dapat memimpin diri sendiri.
·         Untuk mengenal dan memahami tata susunan masyarakat yang dipimpinnya.
·         Untuk mencapai tujuan bersama secara sistematik dan teratur, terorganisasi serta terstruktur dengan baik.

3.1  Tugas dan Wewenang Seorang Pemimpin
·         Planing (Perencanaan)
Segala kegiatan yang akan dilaksanakan diperlukan perencanaan yang matang agar berjalan dengan baik.
·         Organisation (Pengelompokan)
Usaha yang dilakukan untuk mengelompokkan kegiatan yang telah direncanakan.
·         Direkting
Usaha untuk agar rencana yang telah dikelompokkan itu berjalan dengan baik dan terlaksana.
·         Coordination
Tindakan untuk memperoleh kesatuan diantara perorangan atau bagian supaya mendapatkan keyakinan atau pemantapan kerja.
·         Controlling
Pengawasan yang dilakukan untuk mengontrol apakah rencana yang telah dilaksanakan sudah sesuai pelaksanaan sebagaimana mestinya yang diharapkan.

4.1  Tipe-tipe Kepemimpinan
Kakawin Nitisastra 1.4 menyebutkan:
“Ring jadmadhika meta cittaseping sarwa pingenaka, ring stri madhya manohara pria wuwustangde manah kung lulut, yang ring madhyani sang pandita mucap tattwopadeca prihen, yang ring madhyanikang musuh mucapaken wak cura singhakerti”
Artinya:
Orang yang terkemuka harus bisa mengambil hati dan menyenangkan hati orang; jika berkumpul dengan wanita,harus dapat mempergunakan perkataan-perkataan manis yg menimbulkan rasa cinta birahi,jika berkumpul dengan pendeta, harus dapat membicarakan pelajaran-pelajaran yang baik, jika berhadapan dengan musuh, harus dapat mengucapkan kata-kata yang menunjukan keberaniannya seperti seekor singa.
(1)   Tipe karismatik
·         Tipe kepemimpinan ini memiliki kekuatan energi, daya tarik&karisma yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya.
·         Dia dianggap memiliki kekuatan gaib (supernatural power) & kemampuan-kemampuan yang super human.
·         Contoh : Jengis Khan, Hitler, gandhi, John F. Kennedy, IR. Soekarno, Margharet Tatcher, Gorbachev, dan yang lainnya.
(2)   Tipe Paternalistis
Sifat-sifatnya:
·         Bawahan=manusia belum biasa, anak sendiri yg perludikembangkan
·         Bersikap terlalu melindungi
·         Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan
·         Tidak memberi bawahan kesempatan untuk berinisiatif.
·         Tidak memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan imajinasi
·         Selalu bersikap maha tahu
(3)   Tipe Militeristis
·         Menggunakan sistem perintah/komando terhadap bawahan
·         Menghendaki keputusan mutlak dari bawahan
·         Sangat menyenangi formalitas, upacara-upaca ritual, & tanda-tanda kebesaran yang berlebihan
·         Menuntut disiplin keras & kaku dari bawahan (disiplin kader mayat)
·         Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritik-kritik dari bawahannya
·         Komunikasi hanya berlangsung searah saja
(4)   Tipe Otokratis (Outhoritative, Dominator)
·         Autos = sendiri, kratos = kekuasaan, kekuatan
·         penguasa absolut
·         Bertindak sendiri
·         Bersikap baik pada orang bawahan yang patuh secara mutlak,dan menyadari tempatnya sendiri-sendiri.
·         Yg paling disukai adalah tipe pegawai dan buruh “hamba nan setia”.
(5)   Tipe Laissez Faire
·         Pemimpin praktis tidak memimpin
·         Membiarkan kelompok dan setiap orang berbuat semau gue
·         Jabatan karena sogokan
·         Semua pekerjaan dilakukan sendiri oleh bawahan
(6)   Tipe Populistis
·         Kepemimpinan yang bisa membangunkan solidaritas rakyat
·         Berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional
·         Kurang mempercayai dukungan kekuatan & bantuan hutang luar negeri
·         Mementingkan nasionalisme
(7)   Tipe Administratif / Eksekutif
·         Adalah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administratif secara efektif
·         Pemimpinnya terdiri dari teknorat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamikan modernisasi & pembangunan.
·         Di harapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, industri, manajemen modern, dan perkembangan sosial di tengah-tengah masyarakat.
(8)   Tipe Demokrasi
·         Berorientasi pada manusia, dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya.
·         Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahannya, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (diri sendiri) & kerjasama yang baik.
·         Kekuatannya terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga/kelompok.

5.1  Asas-asas Kepemimpinan
A.    Sad Upaya Guna
 Lontar Raja Pati Gondala menjelaskan tentang 6 sifat bersahabat bagi seorang pemimpin.
1.      Siddhi : kemampuan untuk mengadakan sahabat
2.      Wigrha : kemampuan untuk memisahkan setiap permasalahan/persoalan serta dapat mempertahankan hubungan baik
3.      Wibawa : memiliki kewibawaan
4.      Winarya: cakap memimpin
5.      Gascarya: berkemampuan untuk menghadapi lawan yang kuat
6.      Stana : mempertahankan hubungan baik
B.     Catur Kotamaning Nrpati
Dalam kitab “Tata negara Majapahit” karya Prof. M.Yamin dalam Parwa III, menyebut “Empat sifat utama” yang harus dimiliki oleh raja/swamin.
1.      Jnana Wiwesa Sudha: berpengetahuan yang luhur dan suci
2.      Kaprahitaning Praja: berbelas kasihan pada masyarakat
3.      Kawiryan: pemimpin berwatak pemberani/ pantang menyerah.
4.      Wibawa: berwibawa terhadap masyarakat/ bawahannya.
C.     Tri Upaya Sandhi
“lontar Raja Pati Gundala” = 3 upaya menghubungkan dirinya dengan masyarakat yang dipimpinnya.
1.      Rupa: mengamat-amati wajah dari masyarakat. Wajah = penggambaran bathin
2.      Wangsa: suku bangsa. Mengetahui susunan masyarakat (statafikasi sosial) yang dipimpin.
3.      Guna: mengetahui tingkat pengertian/pengetahuan serta keterampilan (akal) masyarakat.
D.    Panca upaya sandhi
5 upaya dalam memimpin
1.      Maya: mengumpulkan data/ permasalahan yang belum jelas kedudukan propesinya.
2.      Upeksa: meneliti/menganalisis, semua bahan-bahan berupa data & informasi, untuk dapat meletakkan setiap data sesuai proporsinya
3.      Indra jala: mencarikan jalan keluar dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi
4.      Wikrama: melaksanakan yang telah ditentukan pada tingkat indra jala
5.      Logika: mempertimbangkan setiap tindakan dengan akal sehat & logis tanpa emosi
E.     Panca dasa pramiteng prabu
15 sifat utama yang mesti dimiliki pemimpin
1.      Wijayana: sikap tenang dan bijaksana
2.      Mantriwira: berani membela kebenaran
3.      Wicaksaneng naya: berlaku bijaksana dalam setiap tindakan
4.      Natangwan: mendapat kepercayaan rakyat
5.      Satya Bhakti Aprabhu: setya dengan penuh pengabdian pada bangsa dan negara
6.      Wakmiwak: pandai berpendapat (argumentasi)
7.      Sarjawa upasawa: rendah hati, wajah cerah, tulus ikhlas, jujur, sabar
8.      Dhirotsaha: rajin bekerja dan tekun dilandasi keteguhan hati
9.      Taulelana: ketetapan hati, tahan uji
10.  Dibyacita: membuka hati dalam hubungan dengan orang lain
11.  Tan Satresna: tdk menonjolkan kepentingan pribadi
12.  Masihsatresna bhuana: menyayangi dunia dengan segenap isinya
13.  Ginengpratidina: berusaha berbuat baik dan menyingkiran perbuatan buruk
14.  Sumantri: menjadi abdi negara yang baik, tanpa memperhitungkan jabatan basah/kering
15.  Anayaken musuh: bertindak tegas dalam menghadapi musuh
F.      Nawanatya
9 kebijaksanaan
1.      Prajnanidagda: bijaksana & mahir berbagai ilmu
2.      Wirasarwa yudha: pemberani, pantang menyerah
3.      Paramartha: punya sifat & tujuan mulia & luhur
4.      Dhirotsaha: tekun & ulet
5.      Pragiwakya: pandai berdiplomasi
6.      Sama Upaya: setia pada janji
7.      Loghawangartha: pamrih, tidak lobha
8.      Wruh ring sarwabastra: pintar & bijaksana melawan perusuh
9.      Wiweka: dapat membedakan yang salah dengan yang benar
G.    Sadhu kerti
Ajaran (Maha Rsi Abyasa) = pengendalian tugas-tugas kepemimpinan.
1.      Hening: mengutamakan kesucian
2.      Heneng: ketenangan lahir bathin, sabar menghadapi persoalan
3.      Heling: ingat pada anak buah, orang tua, rakyat, tugas & kewajiban
4.      Hawas: mewaspadai segala kemungkinan & indria
H.    Catur Naya Sandhi
4 sifat dan tindakan bijaksana
1.      Sama: bersikap sama terhadap anak buah
2.      Beda: memberikan perhatian yang lebih kepada anak buah yang rajin&tekun
3.      Dhana: selalu rela menolong orang-orang yang perlu pertolongan
4.      Dhanda: berani memberi sanksi bagi yang salah.
I.       Panca Sthiti Darmaning Prabhu
Cerita arjuna sasrabahu= 5 kewajiban pemimpin
1.      Tut wuri handayani: memberi motivasi dari belakang
2.      Ing madya mangun karsa: ditengah-tengah : memberi bimbingan & arahan-arahan
3.      Ing ngarsa sung tulada: menjadi orang terdepan & terpandang : sebagai panutan
4.      Sakti tanpa aji: pendekatan wiweka : menyadarkan & selalu disegani
5.      Maju tanpa bala: bersikap ksatria di depan, berani berkorban jiwa raga
J.       Asta Brata
Ajaran rama kepada gunawan wibisana. Termuat pula dalam manawa dharmasastra
1.      Indra Brata : dewa indra-dewa hujan-kemakmuran
2.      Yama Brata: dewa yama = penegak hukum
3.      Surya Brata: memberi penerangan dengan hati-hati
4.      Candra Brata: menunjukan wajah tenang & berseri-seri, sehingga masyarakat yakin akan kebesaran jiwa pemimpin
5.      Bayu Brata: selalu mengetahui & menyelidiki keadaan yang sebenarnya, terutama keadaan masyarakat yang hidupnya menderita. Angin berhembus dari tekanan tinggi menuju paling rendah.
6.      Danadha (kwera) brata/artha brata: bijaksana mempergunakan dana.
7.      Baruna Brata: membersihkan segala penyakit masyarakat.
8.      Agni Brata: bersifat ksatria dengan semangat tinggi.